Selasa 23 Aug 2022 21:44 WIB

Kisah Warung Nasi yang Selamat dari Kebakaran, Si Pemilik Rutin Gelar 'Jumat Berkah'

Warung nasi ini adalah satu-satunya bangunan yang selamat dari kebakaran di Simprug.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Warung yang selamat dari kobaran api di Simprug Golf, Jakarta Selatan, Selasa (23/8/2022).
Foto: ANTARA/Luthfia Miranda Putri
Warung yang selamat dari kobaran api di Simprug Golf, Jakarta Selatan, Selasa (23/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Sedekah membawa berkah". Kalimat sederhana ini terucap dari lisan Sri Rohayati, pemilik warung nasi "Warung Brebes Pesona Dua Putri".

Warung nasi ini adalah satu-satunya bangunan yang selamat dari kebakaran di Simprug Golf, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Ahad (21/8/2022).

Baca Juga

Berkah ini dibuktikan saat melihat kawasan Simprug Golf yang sudah terbakar. Si jago merah melalap rumah milik 133 kepala keluarga (KK) atau 398 jiwa yang terdampak.Warung sederhana ini terlihat masih berdiri kokoh di antara puing-puing bekas bangunan yang mulai runtuh dan ludes hampir menyatu dengan tanah.

Garis polisi masih terbentang pajang mengitari warung yang berukuran 4x12 meter tersebut sejak kebakaran melanda. Warung yang didominasi warna kuning dan hijau ini menjadi saksi bisu ganasnya api yang membakar rumah warga.

Saat itu sekitar pukul 10.00 WIB, saudara Sri yang bernama Zaini menjaga warung seperti biasa dengan melayani pelanggan. Ketika sudah menaruh makanan di etalase warung terdengar teriakan warga untuk segera keluar dari rumah.

"Kejadiannya pas saya ngelayanin orang terus kok pada heboh. Pas saya lihat keluar ada kepulan asap dari belakang," ujarnya.

Dia juga panik. "Saking paniknya, pelanggan enggak saya kasih minum," kata Zaini saat ditemui di warung tersebut.


Zaini pun langsung membangunkan ayahnya yang sedang tidur di kamar atas. Dengan cepat dirinya mengambil beberapa barang yang bisa diselamatkan seperti baju dan uang untuk dibawa keluar.

Seusai keluar dari warung, ada beberapa relawan yang mulai berdatangan dan membantu mengangkut barang yang masih bisa diselamatkan seperti kulkas, etalase warung dan penanak nasi. Menurut Zaini, saat itu suasana diwarnai kepanikan. Warga menyelamatkan diri dari kobaran api.

Dia bersama tiga anggota keluarganya langsung menyelamatkan diri ke tempat yang aman. Setelah beberapa lama usai pendinginan api, betapa terkejutnya Zaini melihat kondisi warung tempatnya berjualan masih utuh dan tidak habis terbakar seperti rumah lainnya.



Setelah dia melihat kondisi warung usai kebakaran tersebut, hanya tembok kamar atas yang gosong sedikit serta ventilasi lantai bawah yang terbakar. Ia pun menyampaikan kabar tersebut kepada saudaranya sekaligus pemilik warung itu, Sri yang berada di kampungnya, Brebes (Jawa Tengah)

"Ya mungkin mukjizat dari Allah SWT. Saudara saya kalau jualan shalat dan sedekahnya gak pernah ketinggalan," kata dia.

"Setiap Jumat juga selalu memberikan makanan dan minuman gratis," kata Sri penuh syukur.

Sri mengatakan, sudah lama keluarganya melakukan aksi "Jumat Berkah" dengan memberikan makanan dan minuman gratis kepada warga yang membutuhkan. Selain itu, pemilik warung ini bergabung dalam komunitas di Pamulang dengan menjadi donatur yaitu memberi sedekah berupa uang ketika memiliki rezeki lebih.

Wanita berusia 41 tahun itu mengatakan, rasa sosialnya ini tumbuh dari didikan orang tuanya sejak kecil. Ia sudah terbiasa berbagi rezeki meski terkadang dirinya juga membutuhkan.

Menurut Sri, penghasilannya sebagai penjual warung nasi setiap harinya tak menentu. Terkadang mendapat penghasilan mulai dari Rp 900 ribu hingga Rp 1,2 juta per hari.

Dengan aksi sosialnya yang dilakukannya ini, Sri tak menampik dirinya sempat rugi namun semua itu kembali kepada rezeki yang telah diatur Tuhan Yang Mahakuasa. "Ya namanya orang jualan tetap ada ruginya. Cuma gimana lagi ya kita kan sama-sama manusia harus saling bantu," ujarnya.

Warung ini merupakan pemberian almarhum sang ayah yang sudah ditempati Sri sejak dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan ditempatinya hingga sekarang. Warung ini sempat hancur, tepatnya ketika pandemi virus corona (Covid-19) mulai melanda Indonesia. Kehancurannya bukan karena wabah tapi sebab lain.

Saat itu warung sekaligus rumahnya ini tersambar petir dan meledak sendiri di antara rumah lainnya. Namun ia merasa bersyukur warga setempat ikut bergotong-royong untuk membangun kembali rumahnya. 

Di tengah rasa syukurnya selamat dari kobaran api, Sri berharap bisa mengecat kembali warungnya dan membangun kembali warung lainnya yang dilalap api. "Ini kalau ada rezeki, kami mau cat ulang warung ini. Lalu warung ayam bakar kami juga akan dibangun lagi buat kontrakan dan usaha," kata Sri.

Tak sampai di situ, Sri berharap listrik dan air bisa dipasang kembali di wilayahnya agar bisa beraktivitas sehari-hari terutama berjualan. Harapan pemasangan listrik dan air ini juga bisa membantu warga yang membutuhkan. Sri dan suaminya berencana menerima para pengungsi beristirahat di warungnya yang berlantai dua itu.

"Ini nanti kalau kami pulang ke kampung. Warga boleh di sini," ujar Sri.

Sri merasa iba lantaran ada banyak warga yang harus mencari kontrakan baru dan memiliki anak yang masih bersekolah. "Di sebelah tadi pagi rumahnya udah dibersihin, masih utuh keramiknya. Nanti di atasnya buat pasang tenda sementara rencananya," kata dia.

Harapannya, dengan menerima tetangganya menginap di warung, bisa membantu mereka yang telah menjadi kebakaran memiliki tempat tinggal sementara sembari mencari kontrakan yang baru.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement