Rabu 24 Aug 2022 18:55 WIB

Dugong Dinyatakan Punah di China

Dugong telah punah di China karena degradasi habitat dan perburuan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Dugong (ilustrasi)
Foto: EPA
Dugong (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Para ilmuwan menyataka dugong telah punah di China karena degradasi habitat dan perburuan. Prof Samuel Turvey dari ZSL’s Institute of Zoology mengatakan penangkapan ikan dan pemogokan kapal juga menjadi alasan menurunnya aktivitas dugong.

Dugong telah diklasifikasikan sebagai hewan yang dilindungi di China sejak tahun 1998. Klasifikasi itu memberikan tingkat perlindungan tertinggi terhadap hewan mamalia laut ini. Namun, sejak tahun 2008, tidak ada catatan tentang keberadaan dugong di China.

“Studi baru kami menunjukkan bukti kuat tentang hilangnya spesies mamalia air karismatik lainnya di China. Sangat disayangkan ini didorong oleh aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan,” kata Turvey yang juga penulis penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Royal Society Open Science.

Dugong sangat bergantung pada lamun, habitat laut yang cepat terdegradasi oleh dampak dari pembangunan pesisir hingga pencemaran air. Turvey menyebut padang lamun juga rentan terhadap masalah eutrofikasi. “Ini akan menurunkan kemampuan cahaya untuk menembus air laut dan mencegah fotosintesis lamun,” ujarnya.

Meskipun upaya restorasi dan pemulihan lamun dianggap sebagai prioritas konservasi utama di Cina, proses restorasi dapat memakan waktu lama. Selain itu, proses itu kemungkinan sudah terlambat bagi populasi dugong yang tinggal di sana.

Peneliti postdoctoral di ZSL's Institute of Zoology dan penulis lain studi Dr Heidi Ma mengatakan para peneliti melakukan survei wawancara di empat provinsi maritim selatan di sepanjang wilayah pesisir Laut Cina Selatan untuk mengumpulkan pengetahuan lokal tentang penampakan dugong.

“Selain menunjukkan kegunaan pengetahuan ekologi untuk memahami status spesies, survei juga membantu para peneliti melibatkan masyarakat lokal dan untuk menyelidiki kemungkinan penyebab penurunan satwa liar serta solusi potensial untuk mitigasi,” kata Ma.

Dilansir The Guardian, Rabu (24/8/2022), para peneliti juga meninjau data historis yang mencakup distribusi dan aktivitas dugong masa lalu di China. Sayangya penelitian mereka tidak menunjukkan bukti terbaru tentang kelangsungan hidup dugong di China.

Di luar Cina, populasi dugong dapat ditemukan di perairan pantai tropis dan sub-tropis dari Vanuatu hingga pulau-pulau barat daya Jepang. Mereka terancam secara global dan terdaftar sebagai rentan oleh International Union for Conservation of Nature.

“Penelitian baru ini menjadi pengingat yang serius bahwa kepunahan dapat terjadi sebelum tindakan konservasi yang efektif dikembangkan,” tambah Turvey.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement