Kamis 25 Aug 2022 00:13 WIB

Airlangga: Biaya Proyek MRT HI-Ancol Membengkak Jadi Rp 26 Triliun

Biaya pembangunan membengkak karena konstruksi rel bawah tanah yang kompleks.

Ilustrasi. Biaya proyek pembangunan MRT Jakarta Fase 2 yang menghubungkan Stasiun Bundaran HI-Kota-Ancol membengkak menjadi Rp 26 triliun, dari sebelumnya Rp 22,5 triliun.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi. Biaya proyek pembangunan MRT Jakarta Fase 2 yang menghubungkan Stasiun Bundaran HI-Kota-Ancol membengkak menjadi Rp 26 triliun, dari sebelumnya Rp 22,5 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, biaya proyek pembangunan MRT Jakarta Fase 2 yang menghubungkan Stasiun Bundaran HI-Kota-Ancol membengkak menjadi Rp 26 triliun. Sebelumnya, MRT jalur utara-selatan (north-south line) sebagai salah satu proyek strategis nasional diperkirakan membutuhkan biaya Rp 22,5 triliun.

Biaya pembangunan membengkak karena konstruksi pembangunan rel bawah tanah yang lebih kompleks daripada MRT Fase 1 Bundaran HI-Lebak Bulus. "Terkait proyek strategis MRT North-South tadi dilaporkan ada kenaikan project cost dari Rp22,5 triliun menjadi Rp26 triliun," kata Airlangga saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Baca Juga

Airlangga menjelaskan, kondisi lahan yang tidak stabil, terutama menuju Kota Tua membuat pembangunan rel dan stasiun bawah tanah menjadi harus lebih hati-hati. Pada MRT Fase 1 sepanjang 15,7 kilometer, konstruksi pekerjaan dibagi menjadi dua, yakni 5,7 kilometer di bawah tanah (underground) dan 10 kilometer konstruksi layang (elevated).

Sementara pada MRT Fase 2 sepanjang 12,3 kilometer, seluruh pekerjaan konstruksi berada di bawah tanah. Selain pada kondisi lahan yang tidak stabil, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memerintahkan agar lokasi stasiun akhir, yakni di Ancol Barat, segera direncanakan mengingat adanya masalah pembebasan lahan.

Presiden meminta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Hadi Tjahjanto bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dapat berkoordinasi untuk mencari wilayah alternatif sebagai depo atau titik akhir MRT Fase 2. "Titik akhir yang direncanakan sekarang di Ancol Barat, itu masih ada beberapa masalah lahan, sehingga diminta dipertimbangkan katakanlah dicarikan alternatif lain, di wilayah Ancol atau Marina," kata Airlangga.

MRT Fase 2 ini melanjutkan koridor utara-selatan fase 1 yang telah beroperasi sejak 2019 lalu, yaitu dari Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI. Dengan hadirnya fase 2 ini, total waktu perjalanan dari Stasiun Lebak Bulus Grab hingga Stasiun Kota sekitar 45 menit.

Pembangunan MRT Fase 2 terdiri dari dua tahap, yaitu fase 2A dan fase 2B. Fase 2A terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota). Sementara Fase 2B terdiri dari dua stasiun bawah tanah (Mangga Dua dan Ancol) dan satu depo di Ancol Barat dengan total panjang jalur sekitar enam kilometer.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement