REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat pada perdagangan Kamis (25/8). Meski sempat dibuka terkoreksi, IHSG mampu berbalik ke zona hijau dan menyentuh level 7.210,16.
Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan indeks saham di Asia pagi ini dibuka menguat mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street. Penguatan terjadi saat imbal hasil surat utang Pemerintah AS bertenor 10 tahun naik 6 bps menjadi 3,11 persen.
"Investors menantikan kejelasan dari bank sentral AS, Federal Reserve, mengenai rencana kebijakan moneter di tengah banyaknya data ekonomi AS yang keluar mengecewakan belakangan ini," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Kamis (25/8).
Fokus perhatian investor akan tertuju pada acara simposium tahunan Federal Reserve di Jackson Hole, Wyoming akhir pekan ini. Pejabat Federal Reserve diyakini akan mempertegas komitmen mereka dalam memerangi inflasi.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah bergerak naik didorong oleh kekhawatiran AS tidak akan memberi konsensi tambahan pada Iran dalam responnya terhadap draft kesepakatan yang akan merestorasi kesepakatan nuklir dengan Iran.
Iran mengatakan pihaknya telah menerima jawaban AS terhadap draft terkini yang diajukan oleh Uni Eropa berkaitan dengan kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara besar.
Sejumlah saham sektor energi pun melambung di awal perdagangan hari ini. BUMI menguat 8,72 persen, PGAS naik 2,24 persen serta MEDC naik 1,3 persen.