Jumat 26 Aug 2022 11:40 WIB

China Siapkan Megaproyek Infrastruktur Senilai Rp 14.796 Triliun

Megaproyek infrastruktur ini akan didanai dari dana pemerintah.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Ekonomi China (ilustrasi). China sedang menyiapkan mega proyek infrastruktur untuk membantu meningkatkan perekonomian.
Foto: Reuters
Ekonomi China (ilustrasi). China sedang menyiapkan mega proyek infrastruktur untuk membantu meningkatkan perekonomian.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China sedang menyiapkan megaproyek infrastruktur untuk membantu meningkatkan perekonomian. Menurut perhitungan Bloomberg, proyek yang meliputi investasi untuk proyek energi terbarukan, kereta api berkecepatan tinggi, hingga terowongan air itu membutuhkan satu triliun dolar AS itu atau setara Rp 14.796 triliun (kurs Rp 14.796 per dolar AS).

Proyeknya akan berasal dari dana pemerintah. Sejumlah prediksi menyebut kebutuhan dananya bisa tiga kali lipat dari satu triliun dolar AS. Dalam waktu dekat, investasi infrastruktur ini akan mendorong lapangan kerja yang sempat terpuruk karena pandemi.

Baca Juga

Dalam jangka panjang, ini menjadi stimulus untuk membantu ambisi China jadi negara berpenghasilan tinggi. Setidaknya, meskipun akan jadi gajah putih atau mangkrak, megaproyek ini tetap bisa mengarahkan prospek ekonomi China tahun-tahun mendatang.

Dilansir Bloomberg, Kamis (25/8/2022), target proyek utama China adalah energi terbarukan yang lebih canggih daripada Eropa. Wilayah kering di China Utara akan jadi rumah bagi pengembangan energi terbarukan, mulai dari sumber angin dan tenaga surya.

Analis energi surya Bloomberg China, Tianyi Zhao mengatakan target energi yang diproduksi akan seperti produksi di seluruh Eropa pada 2030. "Sumber energi dari angin dan matahari adalah meskin utama instalasi terbarukan China," katanya.

Fase pertama, turbin dan panel surya yang akan memproduksi 100 gigawatt akan selesai tahun depan. Terowongan airnya juga akan jadi yang terpanjang di dunia. Pembangunan kanal, bendungan, dan waduk akan menyedot biaya hingga 800 miliar yuan dan dimulai tahun ini.

Terowongan ini akan selesai sepanjang 200 km yang memindahkan air dari sungai Yangtze ke reservoir untuk China Utara. Terowongan ini akan memegang rekor terpanjang mengalahkan peringkat satu saat ini di Finlandia.

Menurut pemerintah, proyek ini setidaknya membuka satu juta lapangan pekerja karena padat karya. Selanjutnya adalah kereta api berkecepatan tinggi. Saat ini China sudah memiliki 40 ribu km kereta api berkecepatan tinggi.

Jumlah tersebut dua kali lipat dari semua kereta berkecepatan tinggi yang ada di dunia. Puluhan proyek masih berlangsung. Yang paling ambisius adalah jalur sepanjang 1.629 km dari provinsi Sichuan ke ibu kota Tibet Lhasa yang diperkirakan selesai 2030 dengan total biaya 320 miliar.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement