REPUBLIKA.CO.ID, Julaibib adalah julukan untuknya yang berarti “orang yang berjubah sangat kecil”. Kendati ia kurang beruntung dari segi fisik, Julaibib termasuk di antara sahabat Nabi yang saleh. Ia selalu berada di saf terdepan dalam shalat maupun di medan jihad.
Suatu kali, Rasulullah SAW menyapanya. “Tidakkah engkau ingin menikah, wa hai Julaibib?” tanya Rasul. Julaibib pun tahu diri. Siapalah gerangan manusia yang mau menikahkan putrinya dengan seorang gelandangan lagi buruk seperti dirinya? Namun tampaknya Rasulullah SAW sungguh-sungguh dengan ucapannya.
Rasulullah SAW menanyakan hal yang sama tiga kali. Tapi tetap ditepis oleh Julaibib. Pada kali ketiga, Rasulullah SAW ber tekad akan menikahkan Julaibib. Rasulullah SAW tak hanya sekadar bertanya, tapi langsung mengapit lengan Julai bib dan membawanya melamar seorang gadis. Tak tanggung-tanggung pula, yang dituju adalah rumah salah seorang pemimpin kaum Anshar.
“Aku ingin menikahkan putri kalian,” pinta Rasulullah SAW kepada salah seorang pemimpin Anshar tersebut.
Sang tuan rumah mengira, Rasulullah SAW lah yang akan menjadi menantu mereka. Dengan wajah bahagia, mereka menyambut Rasulullah SAW dengan suka cita.
“Bukan untukku. Ku pinang putri kalian untuk Julaibib,” timpal Rasulullah SAW.