REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Sebuah feri Filipina yang membawa 82 penumpang dan awak terbakar saat mendekati pelabuhan di selatan Manila pada Jumat (26/8/2022). Sedikitnya 73 penumpang telah diselamatkan, termasuk banyak yang melompat ke air.
Upaya pencarian dan penyelamatan terus dilakukan setelah malam tiba untuk para penumpang dan awak M/V Asia Philippines. Menurut penjaga pantai, kapal kargo dan penumpang antar pulau ini sedang melakukan perjalanan dari kota Calapan di provinsi Oriental Mindoro.
Seorang perempuan berusia 44 tahun yang termasuk di antara mereka yang diselamatkan dibawa ke rumah sakit dengan luka yang tidak ditentukan.
Video yang dirilis oleh penjaga pantai menunjukkan, api dan asap hitam mengepul dari feri, yang berada di dekat kapal lain lebih dari satu kilometer dari daerah pelabuhan Batangas. Sebuah kapal membantu kapal penjaga pantai memadamkan api. Hingga saat ini penyebab kebakaran tidak segera jelas.
Penumpang Benedict Fernandez mengatakan kepada radio //DZMM//, bahwa asap dan api tiba-tiba naik dari dek kedua ketika anggota awak tampaknya mencoba menghidupkan dan mematikan mesin ketika feri mendekati pelabuhan. Tidak ada perintah segera untuk meninggalkan kapal, tetapi ketika kondisi semakin sulit untuk melihat karena asap, dia memutuskan untuk melompat ke air dengan dua anaknya dari dek ketiga, bersama dengan penumpang lainnya.
"Saya mendorong anak-anak saya karena jika kami tidak melompat dari atas, kami akan benar-benar terbakar karena telapak kaki kami sudah terasa panas,” kata Fernandez.
Mereka diselamatkan dari air dengan perahu lain yang mendekati kapal yang terbakar. Para penumpang kemudian dipindahkan ke kapal tunda, yang membawa mereka ke pelabuhan.
Feri yang membawa 48 penumpang, 34 awak, dan 16 kendaraan ini dapat mengangkut sekitar 400 penumpang. Di masa lalu, ada kasus feri yang mengangkut penumpang tidak terdaftar yang melanggar peraturan.
Kecelakaan laut sering terjadi di kepulauan Filipina karena badai yang sering terjadi, kapal yang tidak dirawat dengan baik. Masalah kepadatan penumpang dan penegakan peraturan keselamatan yang sembrono, terutama di provinsi-provinsi terpencil menjadi masalah lain dalam kecelakaan.
Pada Desember 1987, feri Dona Paz tenggelam setelah bertabrakan dengan tanker bahan bakar. Peristiwa ini menewaskan lebih dari 4.300 orang dalam bencana maritim terburuk di dunia pada masa damai.