REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kolam retensi yang berada di Jalan Bima, Kota Bandung diklaim mampu mengurangi banjir yang sering terjadi di Jalan Pagarsih. Keberadaannya diharapkan dapat meminimalisasi dampak banjir di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan hingga saat ini relatif tidak terjadi banjir besar di Jalan Pagarsih. Namin banjir masih terjadi di wilayah Tresna Asih.
"Pagarsih relatif tidak ada banjir besar, satu kali meluap ke jalan. Selama 3 tahun cuma di komplek Tresna Asih," ujar Didi saat memberikan sambutan di acara peresmian Kolam Retensi Bima, Selasa (30/8/2022).
Ia mengatakan upaya menyelesaikan banjir di Jalan Pagarsih sempat membuat tol air namun masih terdapat luapan air dari Sungai Citepus. Dengan kolam retensi Bima diharapkan semakin berkurang.
Didi menyebut kolam retensi Bima yang dibuat secara swakelola dibangun tahun 2020 dan sudah berfungsi. Namun apabila hujan deras maka sedimentasi langsung tinggi akibat tidak terdapat pengatur air.
Selanjutnya pada tahun 2021, pembangunan dinding kolam dilaksanakan dengan mencapai dana Rp 3,78 miliar dan dua buah jembatan tahun 2022 senilai Rp 198 juta.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana berharap kolam retensi Bima dengan luas 1.225 meter persegi dapat menampung 5.500 meter kubik air. Diharapkan bisa mengurangi banjir di wilayah-wilayah yang dilalui Sungai Citepus diantaranya Pagarsih.
"Yang sering melanda Pagarsih ini (banjir) aliran sungai Citepus, alhamdulillah ini bisa menampung 5.500 meter kubik atau 5 juta liter lebih air. Mudah-mudahan bisa mengurangi dampak banjir yang dilalui sungai Citepus khususnya daerah Pagarsih," kata dia.