Kamis 01 Sep 2022 12:20 WIB

Menteri ESDM Minta Masyarakat Hemat Energi

Menteri Arifin tegaskan bahwa beban pemerintah untuk subsidi energi tinggi sekali.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati meninjau Green Energy Station milik PT Pertamina (Persero) di Denpasar, Bali, Selasa (30/8).
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati meninjau Green Energy Station milik PT Pertamina (Persero) di Denpasar, Bali, Selasa (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Menteri ESDM Arifin Tasrif masih enggan menjelaskan terkait wacana kenaikan harga BBM subsidi. Justru, Arifin mengajak masyarakat untuk berhemat dalam mengkonsumsi energi.

Sebab, menurut Arifin fluktuasi harga minyak dunia tidak pernah terprediksi. Apalagi, saat ini dengan situasi geopolitik yang mengerek harga minyak dunia di angka 100 dolar AS per barel.

Baca Juga

"Beban pemerintah untuk subsidi ini tinggi sekali, jadi kami imbau masyarakat untuk hemat energi," ujar Arifin saat ditemui di Nusa Dua, Kamis (1/9).

Arifin menjelaskan hemat energi juga sebagai salah satu cara agar bisa memastikan ketahanan energi. Mengingat saat ini sumber energi yang dimiliki Indonesia, khususnya energi fosil tak lagi mencukupi. "Kita perlu ganti sumber energi yang lebih baik dan bersih. Kita perlu kebut teknologi dan ciptakan teknologi sendiri agar mandiri dan bisa mensejahterakan masyarakat," ujar Arifin.

Wacana kenaikan harga BBM sampai saat ini masih belum ada titik terang. Terbaru, malah PT Pertamina (Persero) menurunkan harga jual Pertamax Turbo dan Dex Series.

Dikutip dari laman resmi Pertamina, harga BBM Pertamax Turbo (RON 98) turun dari semula Rp 17.900 menjadi Rp 15.900, sedangkan Dexlite dari semula Rp 17.800 per liter turun menjadi Rp 17.100 per liter. Sementara Pertamina Dex dari semula Rp 18.900 per liter turun menjadi Rp 17.400 per liter

Adapun penurunan harga tersebut berbeda disetiap wilayah seperti di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur hingga Papua.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement