REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Kabar kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi seperti Pertalite kian mencuat. Sejumlah warga mengaku akan mengantisipasi kenaikan tersebut dengan cara mengisi penuh atau full tank kendaraannya pada H-1 saat hari pertama kenaikan harga.
Annisa (28 tahun), seorang karyawan swasta di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengatakan perlu mengantisipasi kenaikan harga BBM subsidi pertalite. Namun antisipasi yang bisa dilakukan hanya sebatas mengisi bensin pada kendaraannya sebelum hari kenaikan harga yang diwacanakan bergerak di angka Rp 10 ribu per liter.
"Sebenarnya nggak pengen naik terus harga BBM, tapi sebagai rakyat dari dulu cuma ikut aturan pemerintah, padahal kita sebagai rakyat sangat keberatan, jadi mau nggak mau. Antisipasinya palingan kami cuma bisa antisipasi dengan mengisi full tank motor sebelum hari H kenaikannya," tutur Annisa di Tangsel, Kamis (1/9/2022).
Antisipasi itu, kata Annisa, sebenarnya sudah dilakukannya pada Rabu (31/8/2022) petang, usai adanya informasi kenaikan harga Pertalite pada Kamis (1/9/2022). Namun, ternyata kenaikan itu belum berlaku.
"Kemarin antre buat isi bensin di pom bensin. Antreannya panjang, ya memang rata-rata warga tahunya besoknya (1 September) memang mau naik kan, yang Rp 10 ribu itu. Tapi ternyata nggak ya," kata dia.
Annisa memprediksi kenaikan harga pertalite tetap akan terjadi, cepat atau lambat. Dia berharap ada solusi dari kenaikan tersebut, terutama bagi karyawan swasta sepertinya.
"Harapan saya sih bisa ada bantuan dari kantor tempat saya bekerja, seperti tambahan uang transportasi," ungkapnya.
Sebelumnya dikabarkan adanya kenaikan harga BBM berupa Pertalite per 1 September 2022 dengan harga Rp 10 ribu per liter dari sebelumnya Rp 7.650 per liter. Sementara harga solar menjadi Rp 7.200 per liter dari sebelumnya Rp 5.150 per liter. Namun, hal itu belum terealisasi.