REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – IPB University merayakan dies natalis ke-59 pada Kamis, 1 September 2022. Acara dies natalis dirayakan dengan menyelenggarakan acara pembukaan berupa Pidato Rektor. Tema dies natalis tahun ini adalah Inovasi Agromaritim 4.0 untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Rakyat.
Prof Tridoyo Kusumastanto, ketua Majelis Wali Amanat (MWA) IPB University mengucapkan dirgahayu IPB yang ke 59 kepada seluruh keluarga besar IPB di manapun berada. Harapannya, IPB University terus dapat meningkatkan karya inovatif dalam Tri Dharma perguruan tinggi yang bermanfaat bagi masyarakat bangsa dan negara.
“Saya sampaikan apresiasi kepada Rektor IPB University, Prof Arif Satria beserta jajarannya dan para dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa yang telah menunjukkan prestasi dengan karya-karya berkualitas nasional maupun internasional dan telah mampu membawa IPB University kepada perguruan tinggi yang unggul dan sangat membanggakan serta menempatkannya kepada next level secara nasional dan juga global,” ujarnya.
Menurutnya, kemajuan yang IPB University capai saat ini merupakan investasi penting dan prestasi yang membanggakan. “IPB University mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam inovasi agromaritim untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan rakyat,” kata Prof Tridoyo dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (1/9/2022).
Lebih lanjut ia menyampaikan, organ IPB yakni, MWA, Senat Akademik (SA), Dewan Guru Besar (DGB) dan Rektor harus terus bersinergi secara harmonis untuk memajukan IPB kedepan melalui kebijakan-kebijakan menuju arah IPB sebagai Techno-Socio Entrepreneurial University. “Jayalah IPB kita, IPB Digdaya!,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor IPB University, Prof Arif Satria dalam pidatonya menyampaikan, saat ini Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan dan masalah. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia yang berkenan untuk menyampaikan sambutan melalui rekaman video.
Berkaitan dengan soal sistem pangan di negeri ini, Indonesia sedang menghadapi satu masalah yang sangat serius yaitu masalah ancaman krisis global. “Oleh karena itu, kita sebagai sebuah kondisi dimana kita menjadi sebuah kampus yang harus resiliensi,” kata Rektor IPB University.
Dalam pidato berjudul "Memperkuat Resiliensi Sistem Pangan Indonesia di Tengah Ancaman Krisis Global" ini Rektor mengatakan, kampus yang punya resiliensi adalah sebuah kampus yang mampu memetakan tipe-tipe perubahan. “Ada empat modal penting dan langkah yang harus dilakukan, karena dunia masa depan adalah dunia yang semakin tidak bisa di prediksi,” terangnya.
Pada pidatonya Prof Arif Satria menyampaikan sepuluh poin terkait penguatan resiliensi sistem pangan yakni, Intensifikasi dan Pendampingan Petani, Pemulihan Ekosistem dan Ketersediaan Lahan Pangan, Sistem Pangan Berbasis Komunitas, Diversifikasi Pangan Lokal, Peningkatan Konsumsi Sumber Protein Hewani, Penguatan Inovasi dan Industri Pangan Nasional, Sistem Logistik dan Cadangan Pangan Berbasis Kepulauan, Mengatasi Food Loss dan Waste, Regenerasi dan Penguatan Kelembagaan Petani dan Arah Kebijakan. Rektor berharap keberadaan IPB dapat memberi nilai yang berarti bagi kemajuan bangsa. "IPB Ada untuk Indonesia, " tegasnya.
Prof Drajat Martianto, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University mengatakan salah satu yang sangat membanggakan adalah bahwa mahasiwa-mahasiswa IPB University sangat giat berkreasi dan berinovasi serta unggul dalam berbagai kompetisi ilmiah nasional maupun internasional.
Lebih lanjut dilatakannya, tahun 2020 IPB University meluncurkan K2020, sebuah kurikulum baru yang terintegrasi dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). IPB University ingin membangun kompetensi mahasiswa yang bukan hanya luar biasa dalam bidang akademik tetapi juga lebih dari itu.
“Kurikulum K2020 mengintegrasikan hardskill dan softskill kemudian mindset dan skillset dan yang kita ingin lakukan melengkapi K2020 adalah mengitegrasikan healthy life style dalam K2020 MBKM. Jadi, mahasiswa ada perkuliahan olahraga. Nantinya tidak harus seluruh mahasiswa mengambil mata kuliah olahraga karena bisa mengkompensasikan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan,” terangnya.
“Yang paling penting adalah yang diharapkan semakin ke depan mahasiswa kita bukan hanya semakin pandai dan banyak inovasinya, tetapi juga semakin semakin sehat dan belajar dengan berbahagia. Saya izin meluncurkan integrasi healthy life style di dalam K2020 dan MBKM,” ujarnya.