Rabu 07 Sep 2022 11:29 WIB

Ini Cerita Jokowi Lakukan Semedi Sebelum Putuskan tak Lockdown karena Covid-19

Kebijkan itu menghindarkan Indonesia dari ancaman anjloknya perekonomian nasional.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Foto: Pertamina
Presiden Joko Widodo (Jokowi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan awal mula pemerintah menghadapi pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Saat itu, kata Jokowi, Indonesia dihadapkan dengan ancaman penularan kasus yang sangat tinggi dan menyebabkan ribuan masyarakat meninggal dunia.

Merespon kondisi pandemi yang sangat berbahaya saat itu, sebanyak 80 persen menteri di kabinet pun mendesak agar dilakukan lockdown. Begitu juga dengan masyarakat yang lebih dari 80 persen meminta untuk diberlakukan lockdown. Sebab, hampir 70 negara di dunia juga telah melakukan lockdown.

Namun, saat itu, Jokowi mengaku, tak langsung mengambil keputusan untuk melakukan lockdown. Ia bahkan menyebut melakukan semedi terlebih dulu untuk mempertimbangkan kebijakan pemerintah yang akan diambil menghadapi pandemi Covid-19 saat itu.

“Tapi saat itu saya semedi, saya endapkan betul, apakah benar kita harus melakukan itu dan jawabannya saat itu saya jawab tidak usah lockdown,” kata Jokowi dalam sambutannya di acara sarasehan 100 ekonom Indonesia 2022, Rabu (7/9/2022).

Baca juga : Usia 19-36 Tahun Rentan Kena Gangguan Mental di Tengah Covid-19

Keputusannya untuk tidak menerapkan kebijakan lockdown saat itupun dinilainya sudah tepat. Sebab, dapat menghindarkan Indonesia dari ancaman anjloknya perekonomian nasional.

“Dan ternyata betul, saya nggak bisa membayangkan kalau saat itu kita lockdown mungkin kita bisa masuk ke minus lebih dari 17 persen,” ujarnya.

Jokowi mengaku tak bisa membayangkan jika saat itu pemerintah memutuskan untuk melakukan lockdown. Karena akan berimbas baik pada perekonomian negara maupun kondisi sosial dan politik.

Dari kondisi pandemi tersebut, kata dia, pemerintah pun banyak belajar untuk menghadapi dan mengatasi berbagai guncangan dan krisis yang terjadi. Menurutnya, langkah konsolidasi yang baik antara pemerintah pusat, daerah, hingga tingkat terkecil di RT/RW, dan juga organisasi masyarakat, serta TNI dan Polri sangat penting untuk terus dilakukan.

Baca juga : Satgas: 61.135.788 Orang Telah Jalani Vaksinasi Covid-19 Ketiga

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement