REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PANDAN -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Republik Indonesia/ Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan, konsep blue economy dapat menjadi potensi ekonomi baru Indonesia. Program ini pun mendapatkan dukungan dari Menteri Pembangunan dan Kerja Sama Denmark Flemming Moller Mortensen yang melihat Indonesia memiliki besar dalam pengembangannya.
Suharso menyatakan blue economy bisa membantu perbaikan ekonomi Indonesia. Poin-poin yang didorong dalam program ini dinilai akan memberikan kemakmuran kepada masyarakat dengan tetap memperhatikan lingkungan.
Terlebih lagi Indonesia memiliki total 65 persen wilayah yang memiliki lingkup kelautan. Memeprtimbangakan potensi tersebut, transisi blue economy dinilai sangat cocok dengan Indonesia.
"Ini juga sesuai dengan tujuan SDG dalam banyak poin," ujar Suharso dalam G20 Development Ministerial Meeting (DMM) 2022 Side Event The Development of Indonesia's Blue Economy Roadmap pada Rabu (7/9).
Mortensen pun melihat peluang yang bisa dihasilkan Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan termasuk dalam blue economy. Indonesia dinilai memiliki berbagai macam sumber daya alam sehingga memiliki banyak peluang dalam transisi, termasuk energi.
"Indonesia dapat menjadi pemimpin utama di Asia Tenggara. Kuncinya dengan menarik investasi yang diperlukan, memiliki kerangka kebijakan ambisius, dapat diperhitungkan, dan transparan," kata Mortensen.
Selain melihat peluang yang bisa dilakukan Indonesia dalam mengembangkan blue economy, Mortensen juga melihat perlunya mempercepat transisi energi di seluruh dunia. Dia menilai, blue economy adalah pendorong permintaan dan pasokan energi bersih.
Mortensen pun ingin Indonesia mendorong agenda tersebut dalam agenda prioritas di presidensi G20. "Pemerintah Denmark sedang berbicara di dalam dan luar negeri dan kami sendiri akan meningkatkan tenaga angin dan surya berbasis darat empat kali lipat pada 2040," ujarnya.