Rabu 07 Sep 2022 16:15 WIB

Demo Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa Dorong Motor Hingga Istana Bogor

Mencabut subsidi BBM dan menggantinya dengan BLT bukan hal yang baik.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Mahasiswa Universitas Djuanda Bogor melakukan aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM, dengan mendorong motor dari Tugu Kujang hingga Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (7/9).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Mahasiswa Universitas Djuanda Bogor melakukan aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM, dengan mendorong motor dari Tugu Kujang hingga Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (7/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Puluhan mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Djuanda Bogor melakukan aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Aksi unjuk rasa dilakukan dengan mendorong motor dari Tugu Kujang hingga Pintu 3 Istana Kepresidenan Bogor, sebagai bentuk protes kepada pemerintah.

Pantauan Republika, massa aksi tiba di Tugu Kujang sekitar pukul 14.30 WIB. Di bagian depan, massa aksi mendorong belasan motor dan diikuti barisan mahasiswi-mahasiswi di belakangnya. Serta sebuah mobil pikap dengan sound system untuk menyampaikan tuntutannya.

Long march yang dilakukan para mahasiswa membuat Jalan Otto Iskandar Dinata, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor mengalami kemacetan. Sementara itu, polisi memasang kawat berduri di dekat pintu 3 Istana Kepresidenan Bogor.

Negosiator dan Jurubicara Aksi, Ruben Bentiyan, mengatakan, aksi mendorong motor dari Tugu Kujang ke Istana Bogor sebagai tanda dimulainya protes terhadap kebijakan kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Menurutnya, aksi ini merupakan bentuk respons ketidaksetujuan atas kebijakan yang dinilainya tidak bijaksana tersebut. 

“Harusnya pemerintah mengerti betul, kesulitan yang tengah masyarakat hadapi pasca dihantam pandemi. Tapi, sayang sejuta sayang, pemerintah lebih memilih terus menerus membangun proyek-proyek yang terkadang tidak memberikan dampak langsung dan signifikan terhadap masyarakat,” ujarnya, Rabu (7/9).

Ruben mengatakan, seharusnya Pemerintah Pusat juga paham dengan baik bahwa mencabut subsidi BBM dan menggantinya dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bukan hal yang baik. Hal tersebut malah kemudian bisa memperparah kesenjangan dan kemiskinan terstruktur di tengah masyarakat.

Oleh karena itu, lanjutnya, mahasiswa Universitas Djuanda Bogor menuntut Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, untuk mencabut dan atau membatalkan kenaikan harga BBM dengan segera dan dengan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

“Dalam pernyataan ini, sekaligus pula kami nyatakan bahwa kami akan terus berlipat ganda dan terus menerus menggeruduk Istana Bogor hingga harga BBM diturunkan kembali sesuai dengan keinginan masyarakat,” ucapnya.

Sekitar pukul 15.20 WIB, hujan mengguyur Kota Bogor. Sementara massa aksi terus menyebutkan tuntutannya di tengah guyuran hujan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement