Rabu 07 Sep 2022 20:43 WIB

Menteri PPN RI-Denmark Bahas Blended Finance untuk Transisi Energi

RI berkomitmen menurunkan gas rumah kaca 29 persen pada 2030.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Menteri Pembangunan dan Kerja Sama Denmark Flemming Moller Mortensen, Rabu (7/9/2022).
Foto: Republika/Dwina Agustin
Menteri Pembangunan dan Kerja Sama Denmark Flemming Moller Mortensen, Rabu (7/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PANDAN -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Republik Indonesia/ Bappenas Suharso Monoarfa melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pembangunan dan Kerja Sama Denmark Flemming Moller Mortensen di Tanjung Pinang, Belitung, pada Rabu (7/9/2022). Dalam kesempatan ini, kedua pihak membahas tentang kemungkinan blended finance terkait dalam pembiayaan transisi energi.

"Kita punya komitmen untuk menurunkan gas rumah kaca atas upaya sendiri senilai 29 persen pada 2030, kalau kita dibantu bisa mencapai 45 persen," ujar Suharso usai melakukan pertemuan tersebut.

Baca Juga

Isu teknologi menjadi pembahasan cukup dalam karena melihat kondisi dalam pergerakan menuju energi terbarukan. Suharso mencontohkan seperti batu bara yang pelan-pelan ingin digantikan menuju energi terbarukan juga oleh Indonesia.

Tapi, Suharso tidak menampik ada kendala biaya dalam penerapan itu. Untuk mengatasi masalah tersebut, dia menilai, diperlu sumber pendanaan agar program yang dijalankan agar tidak mandek. Salah satu opsi yang bisa dijalankan dengan blended finance bersama dengan Denmark.

Selain itu, Indonesia telah memiliki hubungan kerja sama dalam bidang perkapalan dengan menggunakan energi listrik. "Denmark kan kondisi pulau-pulau seperti Indonesia dengan 400 pulau, sehingga konektivitasnya dengan kapal-kapal ukuran kecil dan menengah dengan listrik, kita berminta juga di Indonesia," ujar Suharso.

Dalam kesempatan pemaparan di acara G20 Development Ministerial Meeting (DMM) 2022 Side Event The Development of Indonesia's Blue Economy Roadmap, Mortensen menyatakan, negaranya mengakhiri produksi minyak dan gas di Laut Utara setidaknya pada 2050. Ditambah lagi telah dilakukan penghentian mengeluarkan lisensi baru untuk produksinya.

Mortensen menyatakan, Denmark akan meningkatkan tenaga angin dan surya di darat hingga empat kali lipat pada 2030. "Kami akan meningkatkan kapasitas tenaga angin lepas pantai lebih dari 10 kali lipat pada 2050. Kami akan memasok lebih dari 213 juta rumah tangga dengan listrik terbarukan dan mereproduksi hidrogen terbarukan untuk dekarbonisasi," katanya.

Kopenhagen juga telah mendirikan aliansi tenaga angin lepas pantai global untuk meningkatkan tenaga angin lepas pantai secara global sebesar 380 gigawatt pada 2030." Dan kami mengundang semua 20 negara untuk bergabung dengan aliansi," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement