Jumat 09 Sep 2022 10:20 WIB

Lampu Menara Eiffel Dimatikan untuk Menghormati Ratu Elizabeth II

Lampu Menara Eiffel dimatikan sebagai bentuk penghormatan kepada Ratu Elizabeth II

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 FILE - Pada bulan Juni ini. 2, 1953 file foto, Ratu Inggris Elizabeth II dan Pangeran Philip, Duke of Edinburgh melambai kepada para pendukung dari balkon di Istana Buckingham, setelah penobatannya di Westminster Abbey, London. Ratu Elizabeth II, raja paling lama memerintah Inggris dan batu stabilitas di sebagian besar abad yang bergejolak, telah meninggal. Dia berusia 96 tahun. Istana Buckingham membuat pengumuman dalam sebuah pernyataan pada Kamis 8 September 2022.
Foto: AP/Leslie Priest, File
FILE - Pada bulan Juni ini. 2, 1953 file foto, Ratu Inggris Elizabeth II dan Pangeran Philip, Duke of Edinburgh melambai kepada para pendukung dari balkon di Istana Buckingham, setelah penobatannya di Westminster Abbey, London. Ratu Elizabeth II, raja paling lama memerintah Inggris dan batu stabilitas di sebagian besar abad yang bergejolak, telah meninggal. Dia berusia 96 tahun. Istana Buckingham membuat pengumuman dalam sebuah pernyataan pada Kamis 8 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Lampu Menara Eiffel dimatikan pada Kamis (8/9/2022) malam sebagai bentuk penghormatan kepada Ratu Elizabeth II. Warga Paris mengenang sosok ratu Inggris yang anggun dan dihormati.

Di monumen Flame of Liberty di atas underpass tempat Putri Diana tewas karena kecelakaan, beberapa orang yang lewat berhenti sejenak untuk mengenang Ratu Elizabeth. Seorang warga, Salima Gersa, menyebut Elizabeth sebagai sosok yang mendefinisikan Inggris.

Baca Juga

 "Dia adalah orang yang mendefinisikan Inggris," kata Gersa.

Wanita lain, Valerie, seorang pekerja museum, mengatakan, kematian Elizabeth menandai "akhir dari sebuah era". Valerie menggambarkan Elizabeth sebagai "wanita luar biasa yang melihat dunia di sekitarnya hancur."

Warga Prancis lainnya memberi penghormatan kepada Elizabeth yang menjadi simbol stabilitas dan kontinuitas bagi warga Inggris pada saat ekonomi nasional relatif menurun. Sementara dia juga mengadaptasi institusi monarki kuno di tengah tuntutan era modern.

"(Kematiannya adalah) momen tragis, tetapi dia memiliki kehidupan yang hebat dan memiliki warisan yang hebat," kata seorang turis Amerika Serikat, Greg Shanon.

Ratu Elizabeth II menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis (8/9/2022) dalam usia 96 tahun. Istana Buckingham mengatakan, ratu menderita "masalah mobilitas episodik" sejak akhir tahun lalu. Masalah kesehatannya ini memaksa ratu untuk menarik diri dari hampir semua acara publik.

Tugas resmi terakhir ratu berlangsung pada Selasa (6/9/2022), ketika dia bertemu dengan Perdana Menteri Inggris terpilih Liz Truss di Istana Balmoral. Truss resmi menjabat sebagai perdana menteri usai bertemu ratu. Dalam pertemuan itu, ratu berpesan agar Truss segera membentuk pemerintahan.

Truss menerima kabar kematian ratu pada Kamis sekitar pukul 16.30 waktu setempat. Truss mengatakan, kematian ratu adalah kejutan besar bagi bangsa dan dunia.

"Kematian Yang Mulia Ratu adalah kejutan besar bagi bangsa dan dunia," kata Truss di luar kantornya di Downing Street.

"Ratu Elizabeth II memberi kami stabilitas dan kekuatan yang kami butuhkan. Dia adalah semangat Inggris Raya dan semangat itu akan bertahan," kata Truss menambahkan.

Berita kematian ratu tidak hanya mengejutkan warga Inggris. Ungkapan belasungkawa mengalir dari para pemimpin di seluruh dunia. Salah satunya dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Dia memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di Gedung Putih.

"Warisannya sangat besar dalam sejarah Inggris, dan dalam kisah dunia kita," kata Biden dalam sebuah pernyataan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement