Selasa 13 Sep 2022 22:53 WIB

Pemprov Jabar akan Gelar Operasi Pasar Khusus Telur Ayam

Harga telur ayam sendiri beberapa waktu lalu sempat mencapai Rp 29.000 per kilogram

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Pedagang menata telur ayam di kiosnya di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jumat (19/8/2022). Pedagang di pasar tersebut menyatakan, harga telur ayam mengalami kenaikan dari Rp27 ribu menjadi Rp32 ribu. Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pedagang menata telur ayam di kiosnya di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jumat (19/8/2022). Pedagang di pasar tersebut menyatakan, harga telur ayam mengalami kenaikan dari Rp27 ribu menjadi Rp32 ribu. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggelar operasi pasar khusus telur ayam untuk menekan kenaikan angka inflasi akibat kenaikan harga BBM.

Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, dalam rapat koordinasi terkait dampak kenaikan BBM terhadap inflasi yang dipimpin Presiden Jokowi, ada penekanan terkait penanganan komoditas telur ayam. "Dari semua pembahasan rapat terkait inflasi, Presiden pada Jawa Barat menekankan masalah cuma di telur saja," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Selasa (13/9/2022).

Baca Juga

Dalam rapat, kata Emil, presiden mengizinkan Jawa Barat untuk membeli langsung telur ayam untuk kembali di jual ke masyarakat dalam bentuk operasi pasar khusus. Karena dikhawatirkan komoditas ini akan menjadi penyumbang besar inflasi. "Sudah diberi izin Pemprov membeli telor ongkosnya ditanggung oleh APBD, kemudian disalurkan sehingga mengurangi biaya kemahalan dari sumber-sumber (pasokan)" katanya.

Rencananya, kata dia, jika pembelian ini terealisasi maka pihaknya akan menggunakan kembali sistem penjualan minyak goreng via aplikasi SapaWarga yang sukses beberapa waktu lalu. "Nanti kita akan menggunakan beli online. Itu menjadi standar Jawa Barat mengendalikan yang namanya kemahalan harga," katanya.

Penjualan via aplikasi ini, kata dia, rencananya akan kembali dilakukan BUMD Agro Jabar. Emil memastikan harga jual tidak akan mahal dan membebani warga." Jadi nanti kami jual beli dengan rakyat tapi tidak mengambil untung sekadar untuk mengatasi harga," katanya

Sementara menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat Moh Arifin Soedjayana, sejauh ini pasokan dan produksi ayam dari wilayah Jabar dan luar daerah seperti Kendal dan Blitar masih lancar. "Pasokan aman, dari check point di Banjar distribusi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur itu tidak ada kendala, kami pantau masih stabil," katanya.

Meski ketersediaan dan pasokan aman, Arifin menilai kekhawatiran harga telur kembali melambung dan menjadi penyumbang inflasi harus diantisipasi. "Karena dengan kenaikan BBM mungkin saja akan naik kembali termasuk di hulunya. Sekarang sudah mulai turun tapi mungkin naik kembali. Ini karena pengaruh BBM pada produksi dan distribusi," katanya.

Harga telur ayam sendiri beberapa waktu lalu sempat mencapai Rp 29.000 per kilogram. Pantauan DKPP Jabar saat ini sudah kembali turun di angka Rp 24.000 - Rp 25.000 per kilogram. "Harga masih menjadi masalah karena di tingkat peternak sudah tinggi," katanya.

Kebutuhan Jawa Barat pada komoditas telur ayam per tahun mencapai 690.719 ton, rata-rata per tahun Jawa Barat mengalami surplus hingga 107.785 ton per tahun. Pada Idul Fitri lalu bahkan mengalami surplus hingga 193.733 karena tingginya pasokan. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement