REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dan PBB menyambut baik gencatan senjata antara Azerbaijan dan Armenia. Selama dua hari bentrokan antara kedua pasukan memanas di perbatasan atas Nagorno-Karabakh.
Gencatan senjata disepakati antara kedua pihak pada Rabu (14/9/2022) malam. "Kami menyambut baik penghentian permusuhan antara Azerbaijan dan Armenia dan akan terus bekerja dengan pihak-pihak untuk memperkuatnya," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Twitter resminya, Kamis (16/9/2022) waktu setempat.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS memprediksi pada Kamis malam bahwa gencatan senjata akan bertahan. "Tetapi peristiwa minggu lalu menunjukkan kebutuhan kritis untuk kemajuan nyata dalam proses perdamaian komprehensif yang membahas masalah mendasar yang memicu konflik ini," kata pejabat itu.
Saling tuduh atas pertempuran tersebut menyebabkan lebih dari 170 tentara tewas. Kekerasan terbaru ini pun mengancam akan menyeret Turki dan Rusia ke dalam konflik yang lebih luas pada saat ketegangan geopolitik sudah tinggi. Turki adalah pendukung utama Azerbaijan dan Rusia adalah sekuru Armenia.
Sebelum gencatan senjata diumumkan, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan pasukan Azerbaijan telah menyerang dan merebut beberapa pemukiman Armenia di sepanjang perbatasan bersama mereka, di wilayah di luar wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan. Sedangkan Baku mengatakan pihaknya menanggapi provokasi.
Sebuah misi pemantauan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif yang dipimpin Moskow tiba di Yerevan pada Kamis dan mengadakan pembicaraan dengan pejabat pertahanan. Rusia dan Armenia sama-sama anggota tetapi Azerbaijan tidak.
Asisten Sekretaris Jenderal PBB Miroslav Jenca pada Kamis mengatakan, masyarakat internasional harus tetap berkomitmen penuh untuk penyelesaian damai antara Armenia dan Azerbaijan. Politico melaporkan bahwa Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi akan melakukan perjalanan ke Armenia akhir pekan ini untuk menunjukkan dukungan, dan akan didampingi oleh Perwakilan AS Jackie Speier, yang merupakan keturunan Armenia.
Pertempuran terbaru Azerbaijan dan Armenia adalah yang paling mematikan dalam hampir dua tahun sejak perang enam minggu pada 2020 yang menewaskan ribuan orang. Azerbaijan membuat keuntungan teritorial yang signifikan di dan sekitar Nagorno-Karabakh.