REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Azerbaijan pada Rabu (14/9/2022) menyerukan gencatan senjata dengan Armenia di tengah bentrokan baru di perbatasan yang telah menewaskan puluhan tentara dari kedua belah pihak.
Sesuai dengan nilai kemanusiaan, Baku menyatakan bersedia menyerahkan jenazah 100 tentara Armenia yang tewas dalam pertempuran selama dua hari terakhir.
Para tentara meninggal sebagai akibat provokasi Armenia terhadap integritas teritorial Azerbaijan pada 12-13 September, kata sebuah pernyataan dari Komisi Negara Azerbaijan untuk Tawanan Perang, Sandera dan Orang Hilang.
“Komite Palang Merah Internasional juga telah diberitahu tentang hal ini,” tambah pernyataan itu.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan kepada parlemen pada Rabu bahwa 105 tentara Armenia tewas dalam bentrokan baru-baru ini, sementara jumlah korban tewas di pihak Azerbaijan yang dilaporkan oleh Baku mencapai 50 orang.
Azerbaijan menyatakan bahwa "serangan provokasi besar-besaran" oleh pasukan Armenia memicu pertempuran mematikan.
Bentrokan tersebut adalah yang terbaru di antara dua bekas republik Soviet, yang memiliki hubungan tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, juga dikenal sebagai Karabakh Atas, sebuah wilayah yang diakui secara internasional sebagai milik Azerbaijan.