REPUBLIKA.CO.ID., WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Senin menyerukan Azerbaijan dan Armenia untuk segera mengakhiri pertikaian militer setelah insiden bentrokan di perbatasan mereka.
"Amerika Serikat sangat prihatin dengan laporan serangan di sepanjang perbatasan Armenia-Azerbaijan, termasuk serangan yang dilaporkan terhadap permukiman dan infrastruktur sipil di dalam Armenia," kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
"Seperti yang telah lama kami jelaskan, tidak akan ada solusi militer untuk konflik tersebut. Kami mendesak untuk segera mengakhiri permusuhan militer," tambah Blinken.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan bahwa militer Armenia melakukan serangan provokasi di malam hari di perbatasan ke arah Dashkesan, Kalbajar dan Lachin.
Kemhan Azerbaijan mengatakan kelompok sabotase dari tentara Armenia meletakkan ranjau di darat dan jalan yang menghubungkan tentara Azerbaijan satu sama lain.
Otoritas negara itu menambahkan setelah tindakan yang diambil oleh militer Azerbaijan untuk mengatasi situasi tersebut, bentrokan sengit pecah antara pasukan Azerbaijan dan Armenia.
Departemen pertahanan Azerbaijan menambahkan bahwa ada korban di antara personel militer dari kedua belah pihak.
Hubungan antara bekas republik Soviet di Armenia dan Azerbaijan tegang sejak tahun 1991, ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, yang juga dikenal sebagai Karabakh Atas, sebuah wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.
Pada 2020, Azerbaijan membebaskan beberapa kota dan lebih dari 300 permukiman dan desa yang diduduki oleh Armenia, dan pertempuran berakhir dengan kesepakatan yang ditengahi oleh Rusia.