Senin 19 Sep 2022 05:45 WIB

Tiga Persoalan Penting untuk Pemberi Nasihat

Nasihat itu mengajak kita sadar.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Memberi nasihat merupakan anjuran agama (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Memberi nasihat merupakan anjuran agama (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Seorang penceramah, guru, orang tua yang hendak memberikan nasihat kepada jamaahnya, muridnya, atau pun kepada anaknya maka hendaknya mengawali dengan niat yang baik sehingga nasihat yang disampaikan akan masuk ke dalam hati. Ketua Umum Rabithah Alawiyyah yang juga pengasuh Pondok Pesantren Suniyyah Salafiyah Pasuruan, Habib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf menjelaskan beberapa persoalan yang penting untuk disampaikan atau diingatkan ketika memberikan nasihat seperti menukil kitab Ayyuhal Walad karya Imam Ghazali. Apa saja?

Pertama, mengingatkan tentang neraka. Hendaknya memberikan nasihat tentang bahayanya neraka, karena itu adalah siksaan Allah SWT keras. Mengingatkan manusia bahwa neraka itu ada dan banyak yang akan menjadi penghuninya dari golongan manusia dan jin. Karena itu hendaknya khawatir akan siksa neraka. "Nasihat itu ingatkan manusia dari azab neraka sehingga mereka menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Karena dosa itulah yang membuat manusia ada di neraka Allah," kata Habib Taufiq Assegaf dalam kajian kitab Ayyuhal Walad yang juga disiarkan kanal resmi Sunsal Media beberapa hari lalu.

Baca Juga

Kedua, mengajak manusia untuk berpikir tentang umur yang telah berlalu. Mengingatkan manusia untuk mengevaluasi umurnya dan apa yang telah dilakukan hingga mencapai umur tersebut adalah nasihat yang penting untuk disampaikan. Sehingga manusia waspada dan berhati-hati agar tidak melakukan maksiat. Habib Taufiq menjelaskan dalam sebuah keterangan dijelaskan bahwa ada malaikat yang setiap pagi dan sore mengingatkan pada manusia. Peringatan pertama terhadap orang yang berumur empat puluh tahun yang diibaratkan pohon yang sudah waktunya dipanen maksudnya agar tidak menyibukan dengan dunia. Peringatan kedua kepada orang yang berumur lima puluh tahun, tentang apa bekal yang sudah disiapkan untuk kehidupan akhirat. Peringatan ketiga kepada orang yang berumur enam puluh tahun agar tidak alasan untuk lebih ta'at. 

Ketiga, mengajak manusia berfikir tentang banyaknya tantangan dan rintangan masa depan untuk keselamatan iman. Sehingga seseorang terus melakukan kebaikan dan mengkhawatirkan akan kondisinya saat ajal menjemput apakah dalam kondisi husnul khatimah atau justru suul khatimah. Termasuk juga mengingatkan sakitnya sakaratul maut yang tidak ada kesakitan melebihinya. 

"Nasihat itu mengajak kita sadar bagaimana kita mengisi hidup di dunia untuk taat pada Allah dan jauh dari maksiat dan mati dalam husnul khatimah," katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement