Senin 19 Sep 2022 19:35 WIB

Cegah Cacar Monyet, Warga China Diminta Hindari Kontak Fisik dengan Warga Asing

China peringatkan warganya untuk menghindari kontak fisik dengan warga asing

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Otoritas China telah memperingatkan masyarakatnya untuk menghindari kontak kulit dengan warga asing. Hal itu guna menghindari penyebaran penyakit cacar monyet.
Foto: AP Photo/Martin Mejia
Otoritas China telah memperingatkan masyarakatnya untuk menghindari kontak kulit dengan warga asing. Hal itu guna menghindari penyebaran penyakit cacar monyet.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Otoritas China telah memperingatkan masyarakatnya untuk menghindari kontak kulit dengan warga asing. Hal itu guna menghindari penyebaran penyakit cacar monyet.

“Untuk mencegah kemungkinan infeksi cacar monyet dan sebagai bagian dari gaya hidup sehat kita, disarankan agar Anda tidak melakukan kontak kulit langsung dengan warga asing,” kata Wu Zunyou, kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, di laman Weibo resminya, dilaporkan Bloomberg, Senin (19/9/2022).

Dia pun mengimbau warga untuk menghindari kontak fisik selama tiga pekan dengan seseorang yang baru saja kembali dari luar negeri. Wu juga menyarankan warga menempatkan penutup sekali pakai di kursi toilet jika menggunakannya di fasilitas kamar mandi umum atau hotel. “Perlu dan sangat penting untuk memperkuat pemantauan dan pencegahan epidemi cacar monyet di tingkat sosial,” ujarnya.

Wu menyamakan penyebaran cacar monyet seperti AIDS. Dia menjelaskan, penyakit itu menyebar dari Eropa dan Amerika Utara ke Pasifik Barat, termasuk Australia, Singapura, Jepang, dan Thailand. Infeksi juga kemudian dilaporkan di Hong Kong dan China daratan. “Penyebaran AIDS seperti ini, dan penyebaran epidemi cacar monyet yang dilaporkan saat ini, serupa,” ucapnya.

China telah melaporkan kasus cacar monyet pertamanya pada Jumat (16/9/2022) pekan lalu. Pasien tersebut berada di kota Chongqing. Dia telah menjalani isolasi dan risiko wabah dilaporkan rendah.

Pada Rabu (14/9/2022) pekan lalu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, penyebaran kasus cacar monyet di tingkat global mengalami penurunan. Namun dia tetap mendesak negara-negara untuk waspada dan responsif ketika mengidentifikasi terduga pasien.

Pada 23 Juli lalu, WHO menetapkan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). “Meskipun saya menyatakan PHEIC, untuk saat ini wabah (cacar monyet) terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual,” kata Ghebreyesus kala itu.

Dia menjelaskan, kendati dinyatakan sebagai PHEIC, risiko wabah cacar monyet moderat secara global, kecuali di Eropa. Ghebreyesus mengungkapkan, risiko penyebaran atau penularan penyakit tersebut tinggi di Benua Biru.

Penetapan PHEIC dirancang untuk memicu respons internasional yang terkoordinasi. Dengan status tersebut, pendanaan untuk berkolaborasi dalam berbagi vaksin dan perawatan dapat dibuka. Sejauh ini, WHO sudah mencatatkan lebih dari 47.600 kasus cacar monyet yang tersebar di 90-an negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement