Selasa 20 Sep 2022 12:32 WIB

Rusia dan China Sepakat Perluas Hubungan Keamanan

Penguatan kemitraan komprehensif Rusia-China menjadi prioritas kebijalan luar negeri.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Presiden China Xi Jinping, kiri, dan Presiden Rusia Vladimir Putin berfoto di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, Kamis, 15 September 2022.
Foto: Alexandr Demyanchuk, Sputnik, Kremlin Pool Ph
Presiden China Xi Jinping, kiri, dan Presiden Rusia Vladimir Putin berfoto di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan, Kamis, 15 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kremlin mempertimbangkan untuk meningkatkan hubungan dengan Beijing sebagai tujuan kebijakan utama. Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia, Nikolai Patrushev, menggambarkan penguatan kemitraan komprehensif dan kerja sama strategis dengan Beijing sebagai prioritas tanpa syarat dari kebijakan luar negeri Rusia.

“Dalam kondisi saat ini, negara kita harus menunjukkan kesiapan yang lebih besar untuk saling mendukung dan mengembangkan kerja sama," ujar Patrushev. 

Baca Juga

Patrushev adalah salah satu orang terdekat Presiden Vladimir Putin. Dia telah melakukan pertemuan dengan pejabat tinggi Partai Komunis China, Guo Shengkun di Kota Nanping. Kantor Patrushev mengatakan, setelah pembicaraan tersebut, kedua pihak sepakat untuk memperluas pertukaran informasi dalam melawan ekstremisme dan upaya asing untuk merusak tatanan konstitusional kedua negara. Para pejabat China dan Rusia juga menekankan perlunya memperluas kerja sama di bidang keamanan siber.

Putin bertemu Presiden China Xi Jinping pekan lalu di Uzbekistan. Ini adalah pertemuan pertama mereka sejak pemimpin Rusia itu mengirim pasukan ke Ukraina pada akhir Februari. Sebuah pernyataan pemerintah China yang dikeluarkan setelah pertemuan itu tidak secara khusus menyinggung tentang Ukraina. Tetapi Xi menjanjikan dukungan kuat untuk kepentingan inti Rusia.

Pernyataan itu tidak dijelaskan secara spesifik. Tetapi Beijing menggunakan kalimat “kepentingan inti” untuk menggambarkan isu-isu seperti kedaulatan nasional dan klaim Partai Komunis yang berkuasa atas Taiwan.

Pemerintah Xi telah menolak untuk mengkritik tindakan militer Rusia. China dan India telah meningkatkan impor minyak dan gas Rusia, sehingga membantu Moskow mengimbangi sanksi Barat atas invasinya di Ukraina.

Putin memuji Xi karena mempertahankan pendekatan seimbang terhadap krisis Ukraina. Putin mengatakan, dia siap untuk membahas “keprihatinan” Beijing tentang Ukraina.

Xi dan Putin bertemu di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO). SCO adalah aliansi regional delapan negara yang sebagai penyeimbang pengaruh AS. Negara anggota SCO mencakup India, Pakistan, dan empat negara bekas Soviet di Asia Tengah.

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement