REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengungkapkan rencana turnamen olahraga level Piala Presiden mulai tahun depan juga akan mempertandingkan sepak bola amputasi.
"Tadi teman-teman dari PSAI sudah melaporkan mereka akan buat kejuaraan nanti setelah ini. Mungkin diawali dulu dengan Piala Menpora, nanti tahun depan akan dibuat Piala Presiden," kata Amali kepada awak media di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (21/9).
Turnamen level Piala Presiden itu sebagai tindak lanjut prestasi tim nasional sepak bola amputasi yang lolos ke putaran final Piala Dunia Sepak Bola Amputasi di Istanbul, Turki, 1-9 Oktober nanti.
Menurut Menpora, guna mempertahankan capaian serupa lewat pembinaan yang berkelanjutan, Persatuan Sepak Bola Amputasi Indonesia (PSAI), telah mengutarakan niat untuk menggelar kompetisi rutin.
"Karena mereka kan ini hal baru bagi kita, harus kita sosialisasi di seluruh daerah dulu," ujarnya menambahkan.
Apabila sepak bola amputasi dipertandingkan di turnamen level Piala Presiden maka hal tersebut akan menambah panjang daftar kompetisi olahraga yang mengusung nama tersebut.
Piala Presiden sebelumnya dicetuskan sebagai kompetisi sepak bola pengganti Liga Super Indonesia setelah FIFA menjatuhkan sanksi kepada PSSI pada 2015.
Selain di sepak bola, nama Piala Presiden juga sempat digunakan sebagai kompetisi bola basket pramusim Liga Bola Basket Indonesia (IBL) pada 2019 lalu.
Pada 1-6 Agustus lalu cabang bulu tangkis juga menggelar kompetisi bertajuk Piala Presiden yang mempertandingkan level kelompok usia U-13, U-15, dan U-17 di GOR Nanggala Cijantung, Jakarta.
Lantas pada 10 Agustus diluncurkan Piala Presiden Esports 2022 yang sedianya akan menggelar babak utama pada 11-13 November nanti.
Menpora menyambut baik rencana PSAI menggelar kompetisi rutin sepak bola amputasi.
"Saya kira dengan adanya PSAI kepada mereka yang kebetulan sekarang kakinya sudah diamputasi tapi dia punya kemampuan untuk bermain sepak bola, dia punya harapan," kata Amali.
"Istilah Ketua Umum PSAI, ada jendela baru buat mereka untuk menyatakan kepada berbagai pihak 'kami walaupun kondisi yang kekurangan karena sudah diamputasi tapi kami mampu untuk menunjukkan prestasi'," ujarnya menambahkan.
Sebelumnya pada 10 Agustus lalu, Ketua Umum PSAI Yudhi Yahya telah menyampaikan keinginan menggelar liga sepak bola amputasi.
"Target kami membentuk satu liga, Liga 1, serta ada beberapa piala bupati dan gubernur di beberapa kota dan provinsi di Indonesia," kata Yudhi kala itu.
Selain untuk mempopulerkan sepak bola amputasi, kompetisi juga berfungsi untuk pembinaan atlet di tingkat regional serta upaya meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas.