Kamis 22 Sep 2022 21:15 WIB

Mantan Presiden Rusia: Nuklir Bisa Digunakan untuk Pertahankan Wilayah

Nuklir dapat digunakan untuk mempertahankan wilayah yang Rusia ambil dari Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan semua senjata yang Rusia miliki termasuk senjata strategis nuklir dapat digunakan untuk mempertahankan wilayah yang Rusia ambil dari Ukraina.
Foto: Reuters/Ria Novosti/Alexander Astafyev/Pool
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan semua senjata yang Rusia miliki termasuk senjata strategis nuklir dapat digunakan untuk mempertahankan wilayah yang Rusia ambil dari Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan semua senjata yang Rusia miliki termasuk senjata strategis nuklir dapat digunakan untuk mempertahankan wilayah yang Rusia ambil dari Ukraina. Hal ini disampaikan usai Presiden Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial.

Medvedev yang kini menjabat sebagai wakil Dewan Keamanan Rusia mengatakan referendum yang digelar pemerintah dan separatis pro-Rusia di daerah pendudukan Moskow di Ukraina akan digelar. "Tidak ada jalan untuk mundur," katanya, Kamis (22/9/2022).

"Republik Donbas (Donetsk dan Luhansk) dan wilayah lain akan diterima ke Rusia," katanya.

Medvedev mengatakan perlindungan semua wilayah yang menguat dengan signifikan oleh kehadiran Angkatan Bersenjata Rusia. "Rusia tidak hanya mengumumkan kapabilitas mobilisasi, tapi juga setiap senjata Rusia, termasuk senjata strategis nuklir dan senjata berdasarkan prinsip baru, dapat digunakan untuk perlindungan," katanya.

Referendum akan digelar di daerah-daerah yang diduduki Rusia di Ukraina: Provinsi  Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia, serta sebagian Provinsi Mykolaiv. Diperkirakan hasil referendum yang digelar Jumat (23/9/2022) akan memilih bergabung dengan Rusia.  

Pemungutan suara digelar beberapa hari setelah pengumuman di bawah pendudukan militer. Kiev dan Barat melebelkan pemungutan suara itu palsu.

Pasukan Ukraina terus bergerak maju untuk merebut kembali wilayah itu dalam beberapa pekan terakhir. Bila resmi menjadi bagian Federasi Rusia maka Moskow dapat melindungi wilayah-wilayah itu dengan senjata nuklir.

Moskow tidak menguasai sepenuhnya empat wilayah tersebut. Pasukan Rusia hanya menguasai 60 persen wilayah Donetsk dan 66 persen Zaporizhzhia.

Medvedev kerap mengeluarkan pernyataan keras terhadap Barat dan Ukraina dalam beberapa bulan terakhir. Sikapnya berubah dibanding saat menjabat sebagai presiden dari tahun 2008 sampai 2012 yang lebih liberal.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement