Senin 26 Sep 2022 13:41 WIB

Sekolah di Tasikmalaya Ambruk, Siswa Tetap Belajar di Ruang Tersisa

Siswa harus berbagi ruangan dengan kelas lainnya di SDN Sindangrahayu Tasikmalaya

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Kondisi SDN Sindangrahayu di Desa Kertarahayu, Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya, pada Senin (26/9/2022). Sebelumnya, sejumlah ruangan di sekolah itu dilaporkan ambruk akibat cuaca ekstrem pada Ahad (25/9/2022) subuh. Dok. SDN Sindangrahayu.
Foto: SDN Sindangrahayu
Kondisi SDN Sindangrahayu di Desa Kertarahayu, Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya, pada Senin (26/9/2022). Sebelumnya, sejumlah ruangan di sekolah itu dilaporkan ambruk akibat cuaca ekstrem pada Ahad (25/9/2022) subuh. Dok. SDN Sindangrahayu.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah ruang kelas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sindangrahayu, Desa Kertarahayu, Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya, dilaporkan ambruk akibat cuaca ekstrem pada Ahad (25/9/2022) dini hari. Namun, siswa di sekolah itu masih tetap melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) di ruang kelas yang masih berdiri.

Salah seorang guru di SDN Sindangrahayu, Deden Nurjaman, mengatakan, lima ruangan yang rusak akibat kejadian cuaca ekstrem pada Ahad subuh. Sebanyak dua ruangan ambruk, yaitu ruang kelas 4 dan ruang kelas 5. Sementara tiga ruang lain mengalami kerusakan, yaitu ruang kelas 6, ruang kesenian/olahraga, dan toilet. Selain itu, satu ruang guru juga rusak, tapi kerusakan itu telah terjadi sebelum ambruknya ruang kelas.

Baca Juga

"Hari ini ruang kelas yang rusak tidak bisa digunakan. Apalagi kondisi saat ini masih hujan," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (26/9/2022).

photo
Kondisi SDN Sindangrahayu di Desa Kertarahayu, Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya, pada Senin (26/9/2022). Sebelumnya, sejumlah ruangan di sekolah itu dilaporkan ambruk akibat cuaca ekstrem pada Ahad (25/9/2022) subuh. - (SDN Sindangrahayu)

Kendati demikian, KBM di sekolah masih tetap dilaksanakan pada Senin pagi. KBM sementara dilakukan dengan menggunakan tiga ruang kelas yang masih berdiri di lingkungan sekolah tersebut. Namun, siswa harus berbagi ruangan dengan kelas lainnya.

"Sekarang KBM di ruang kelas bawah. Jadi masih satu lingkungan, tapi beda lokasi dengan ruangan yang ambruk," ujar Deden.

Menurut dia, kondisi ruang kelas yang saat ini digunakan untuk KBM dipastikan masih dalam kondisi baik. Pasalnya, tiga ruang kelas itu terakhir direhabilitasi pada 2015. Namun, tiga ruangan Itu tetap perlu perbaikan, utamanya perbaikan genting yang bocor.

Ia menambahkan, pihak sekolah juga telah berkoordinasi untuk menggunakan bangunan madrasah yang berada di lingkungan Desa Kertarahayu untuk KBM. Dengan begitu, siswa dapat belajar lebih maksimal.

Deden mengungkapkan, ruangan yang ambruk itu memang sudah dalam kondisi tidak layak digunakan. Namun, lantaran tak ada ruang lain, ruangan tersebut masih digunakan untuk KBM pada Sabtu (24/9/2022).

"Untung kejadian kemarin pas subuh, jadi gak ada korban," kata dia.

Menurut Deden, pihaknya telah lama mendata kondisi ruang kelas yang ambruk itu dalam kondisi rusak besar dalam data pokok pendidikan (dapodik). Pasalnya, ruangan itu terakhir direhabilitasi total pada tahun 1980-an. Rehabilitasi terakhir yang dilakukan pada 2005 hanya untuk perbaikan atap.

"Memang statusnya sudah tidak layak digunakan di dapodik. Namun belum ada realisasi penanganan," kata dia.

Dengan adanya kejadian ambruknya ruangan sekolah, pihaknya telah melapor ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tasikmalaya. Rencananya, tim dari Disdikbud Kabupaten Tasikmalaya juga akan meninjau langsung ke lokasi pada Senin.

"Harapannya cepat bisa diperbaiki. Mohon bantuannya dari semua pihak," kata Deden.

Sebelumnya, sejumlah dua ruangan di SDN Sindangrahayu dilaporkan ambruk pada Ahad sekitar pukul 03.20 WIB. Ukuran bangunan ruang kelas masing-masing dengan ukuran 8x7 meter.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Salopa, Inspektur Satu (Iptu) Supian, mengatakan, ambruknya bangunan diperkirakan karena bangunan yang sudah lapuk atau usang. Menurut dia, bangunan sekolah itu didirikan pada 1963, kemudian direhabilitasi total pada 1982, dan dilakukan rehabilitasi atap pada 2008.

"Kejadian ambruknya banguanan ruang sekolah tersebut setelahnya seharian di daerah lokasi kejadian diguyur hujan lebat," kata dia, melalui keterangan resmi.

Selain ambruknya dua ruang kelas kelas 4 dan ruang kelas 5, terdapat tiga ruangan lainya yang mengalami rusak berat. Tiga ruang lain itu yaitu ruangan kelas 6, ruangan olahraga/lesenian, toilet. Diperkirakan, kerugian akibat kejadian tersebut mencapai Rp 800 juta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement