Rabu 28 Sep 2022 16:49 WIB

Eropa Selidiki Serangan ke Saluran Pipa Gas di Laut Baltik

Eropa selidiki serangan yang sebabkan kebocoran besar dari dua pipa gas Laut Baltik

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Sistem pipa dan perangkat pemutus terlihat di stasiun penerima gas dari pipa Nord Stream 2 Laut Baltik di Lubmin, Germny, Senin, 26 September 2022. Pada malam 26 September 2022, terjadi penurunan tekanan di pipa gas Nord Stream 2, menurut operator.
Foto: Stefan Sauer/dpa via AP
Sistem pipa dan perangkat pemutus terlihat di stasiun penerima gas dari pipa Nord Stream 2 Laut Baltik di Lubmin, Germny, Senin, 26 September 2022. Pada malam 26 September 2022, terjadi penurunan tekanan di pipa gas Nord Stream 2, menurut operator.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Negara-negara Eropa sedang menyelidiki serangan yang menyebabkan kebocoran besar dari dua pipa gas di Laut Baltik. Kebocoran ini sebelumnya telah dilaporkan oleh Jerman, Denmark dan Swedia pada Senin (26/9/2022).

Hingga saat ini masih belum diketahui pelaku yang mungkin berada di balik kebocoran atau kecurangan yang terjadi di Laut Baltik. Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan kepada para pemimpin bisnis, kebocoran itu karena serangan yang ditargetkan pada infrastruktur. Habeck menegaskan, Berlin sekarang tahu pasti bahwa itu bukan disebabkan oleh kejadian alam atau peristiwa atau material pipa.

Baca Juga

Sedangkan Swedia dan Denmark mengatakan, kebocoran itu jelas disebabkan oleh tindakan yang disengaja. Informasi yang dihimpun menunjukkan kemungkinan terjadi sabotase.

"Kami melihat dengan jelas bahwa itu adalah tindakan sabotase, terkait dengan langkah selanjutnya dari eskalasi situasi di Ukraina," kata Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki pada pembukaan pipa baru antara Norwegia dan Polandia.

Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengatakan, dua ledakan telah terdeteksi sehubungan dengan kebocoran dan meskipun ini tidak mewakili serangan terhadap Swedia. Stockholm berhubungan dekat dengan mitra seperti NATO dan tetangga seperti Kopenhagen dan Berlin mengenai perkembangan peristiwa tersebut.

Administrasi Maritim Swedia (SMA) mengatakan, dua kebocoran di Nord Stream 1, satu di zona ekonomi Swedia dan satu lagi di zona Denmark, berada di timur laut Bornholm Denmark. "Kami terus mengawasi untuk memastikan tidak ada kapal yang datang terlalu dekat ke lokasi," kata juru bicara SMA.

Seismolog di Denmark dan Swedia mengatakan, telah mencatat dua ledakan kuat di sekitar kebocoran pada Senin. "Sinyal tidak menyerupai sinyal dari gempa bumi. Mereka menyerupai sinyal yang biasanya direkam dari ledakan," kata Survei Geologi Denmark dan Greenland (GEUS).

Sedangkan seismolog di Uppsala University Swedia yang bekerja sama dengan GEUS mengatakan, ledakan kedua yang lebih besar berhubungan dengan lebih dari 100 kilogram dinamit. Ledakan itu terjadi di dalam air bukan di bawah dasar laut.

Angkatan bersenjata Denmark mengatakan kebocoran gas terbesar telah menyebabkan gangguan permukaan dengan diameter lebih dari satu kilometer. Angkatan bersenjata Denmark mengatakan, kebocorannya sangat besar dan mungkin butuh waktu seminggu agar gas berhenti mengalir keluar dari pipa Nord Stream 2. Kapal bisa kehilangan daya apung jika memasuki area tersebut.

Sementara itu Norwegia mengatakan, akan memperkuat keamanan di instalasi minyak dan gasnya setelah kebocoran. Menteri Energi Norwegia Terje Aasland mengatakan, ada laporan aktivitas pesawat tak berawak di Laut Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement