Jumat 30 Sep 2022 15:51 WIB

NFA: 190 Ribu Kilogram Ayam Hidup Peternak Telah Diserap Swasta dan BUMN

Tercatat sebanyak 67.368 ekor ayam hidup atau setara 190 ribu kilogram telah diserap

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Badan Pangan Nasional (NFA) menyatakan, upaya penyerapan live bird atau ayam hidup peternak mandiri mikro dan kecil terus mengalami peningkatan. (ilustrasi).
Foto: Kementan
Badan Pangan Nasional (NFA) menyatakan, upaya penyerapan live bird atau ayam hidup peternak mandiri mikro dan kecil terus mengalami peningkatan. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (NFA) menyatakan, upaya penyerapan live bird atau ayam hidup peternak mandiri mikro dan kecil terus mengalami peningkatan. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 67.368 ekor ayam hidup atau setara 190 ribu kilogram telah diserap demi menyeimbangkan suplai ayam.

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (30/09/2022), mengatakan, angka penyerapan dapat terus meningkat karena bertambahnya perusahaan integrator yang melakukan penyerapan.

Pada 26 September 2022, penyerapan baru mencapai 15 ribu ekor atau 26 ton. Namun, kini sudah tembus 67 ribu ekor atau 190 ribu kg. "Aksi ini akan terus kita lakukan dan tingkatkan hingga harga ayam di peternak mandiri mikro dan kecil kembali stabil,” ujarnya.

Berdasarkan data penyerapan yang dihimpun NFA, hingga Kamis (29/9/2022),tercatat telah dilakukan penyerapan oleh 10 perusahaan yang terdiri dari dua perusahaan anggota BUMN Pangan dan delapan perusahaan swasta.

Khusus pada Kamis (28/9/2022) lalu, dua perusahaan anggota holding ID Food, yaitu PT PPI dan PT Berdikari telah melakukan penyerapan sebanyak total 4.995 ekor atau 10 ribu kg.

Sementara itu, delapan perusahaan swasta yang telah melakukan penyerapan, yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) sebanyak 24.494 ekor atau 36 ribu kg, PT Japfa Comfeed sebanyak 18.250 ekor atau 32 ribu kg.

Selanjutnya, PT Malindo Feedmill sebanyak 6.016 ekor atau 11 ribu kg, PT Super Unggas Jaya sebanyak 1.428 ekor atau 3 ribu kg, PT New Hope Indonesia sebanyak 1.742 ekor atau 3 ribu kg, PT Intertama Trikencana Bersinar sebanyak 6.078 ekor atau 89 ribu kg, PT Sreeya Sewu sebanyak 6.360 ekor atau 10 ribu kg, dan PT Wonokoyo sebanyak 3.000 ekor atau 5 ribu kg.

Mekanisme penyerapan tersebut, menurut Arief, dilakukan secara business to business sehingga langsung antara peternak/koperasi dengan perusahaan integrator. NFA menjadi fasilitator atau penghubung, agar proses penyerapan hasil ternak dilakukan secara efektif.

Ia menjelaskan, aksi penyerapan ayam hidup ini sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap peternak mandiri mikro dan kecil.  

"Saat harga ayam hidup di tingkat peternak terindikasi jatuh, NFA langsung menggelar pertemuan dengan seluruh stakeholder perunggasan nasional, diantaranya asosiasi, koperasi peternak, pelaku usaha swasta dan BUMN, serta kementerian dan lembaga terkait," kata dia.

Arief mengatakan, saat ini proses masih terus berjalan dan upaya mendorong peningkatan angka penyerapan terus dilakukan. Maka dari itu, pihaknya mengajak seluruh peternak mandiri mikro dan kecil untuk untuk tidak panik dan fokus memastikan kondisi ternak dalam kondisi baik sehingga bisa terserap.

“NFA berkomitmen mengawal ini sampai tuntas. Tim kami terus melakukan koordinasi dengan perusahaan integrator, asosiasi, koperasi, peternak, dan kementerian serta lembaga terkait untuk memastikan penyerapan ini berjalan sesuai kesepakatan,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement