REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Ponpes al-Hasani Kebumen, Gus Fachrudin Achmad Nawawi, menuturkan, dalam khazanah pesantren, ada tata krama yang harus dilakukan oleh seorang murid kepada gurunya. Misalnya dengan takzim, memuliakan, dan juga menghormati. Penghormatan ini bahkan tidak hanya kepada guru, tetapi juga putra-putra gurunya. "Dalam konsep khazanah pesantren, ini sudah melekat, dan tidak akan hilang meski diterpa perkembangan zaman seperti saat ini," kata dia.
Saat ada murid yang bandel, seperti menghina atau bahkan mengancam gurunya, Gus Fachrudin menyampaikan tentang pentingnya belas kasih dan kesabaran. Seorang guru perlu ingat bahwa di sekolah ia berperan sebagai pengganti orang tua dalam hal belajar-mengajar.
"Kalau ada murid yang melanggar aturan, guru harus menyikapinya dengan kepala dingin.Jangan sampai guru lepas kontrol. Guru harus te tap sabar karena murid itu berbeda-beda karakternya. Ada yang penurut, ada yang tidak,"tuturnya.
Gus Fachrudin juga mengakui, tugas yang di emban guru memang berat. Sebab, murid yang sedemikian banyaknya tentu memiliki cara berpikir yang berbeda-beda pula. Karena itu, sikap memaafkan dan istiqamah dalam mengarahkan murid ke jalan yang benar, harus dikedepankan.
Sikap buruk murid kepada guru juga tidak lepas dari pergaulannya di luar sekolah, hingga membawa sikap tak pantas tersebut ke dalam sekolah. Misalnya menghina, mengeluarkan kata-kata tak santun, dan bahkan menyam paikan nada ancaman kepada guru.
Selepas pulang sekolah, tanggung jawab murid kembali pada orang tua. Ketika ada murid yang bandel di sekolah, bahkan sudah melam paui batas, maka sebetulnya ada yang tidak be res dengan pergaulannya di luar sekolah. "Atau ada masalah di keluarganya sehingga bisa mem buat murid ini frustrasi. Bisa saja karena kurang kasih sayang dari orang tua," ujarnya.