Ahad 02 Oct 2022 13:52 WIB

Sambil Menangis Ketakutan, Anak TK Selamat dari Tragedi Kanjuruhan: Mama yang Suka Bola

Anak TK dan balita menangis ketakutan saat menyelamatkan diri dari tragedi Kanjuruhan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Hafil
 Sambil Menangis Ketakutan, Anak TK Selamat dari Tragedi Kanjuruhan: Mama yang Suka Bola. Foto: Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan dalam kericuhan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. Polda Jatim mencatat jumlah korban jiwa dalam kerusuhan tersebut sementara sebanyak 127 orang.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Sambil Menangis Ketakutan, Anak TK Selamat dari Tragedi Kanjuruhan: Mama yang Suka Bola. Foto: Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak nafas terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan dalam kericuhan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. Polda Jatim mencatat jumlah korban jiwa dalam kerusuhan tersebut sementara sebanyak 127 orang.

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Masih teringat jelas bagaimana suasana menegangkan yang dirasakan penjual H (nama inisial) di sekitar Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Perempuan berusia 20 tahun tersebut bisa menyaksikan bagaimana para Aremania berlarian menyelematkan diri dari kejaran petugas keamanan.

H sendiri sudah mulai menutup warung makanannya sejak pukul 22.00 WIB, Sabtu (1/10/2022). Hal ini dilakukan setelah dia mendengar ada kericuhan di dalam stadion. Ditambah lagi, ada banyak suporter yang berlarian menyelematkan diri.

Baca Juga

Berdasarkan pendengarannya, ada banyak suara suporter yang berlarian di depan warungnya. Kemudian juga ada suara lemparan batu, sejumlah suara tembakan dan seseorang yang sedang diinjak berkali-kali. Bahkan, ada lebih dari 30 Aremania yang membuka rolling door garasi warungnya untuk bisa menyelamatkan diri.

Menurut H, ada sejumlah anak yang ikut menyelamatkan diri di warungnya. Dari pengamatannya, ada anak berusia dua tahun, usia TK dan SD. Mereka semua nangis karena takut dan khawatir dengan kondisi tersebut.

"Sempat juga ada yang nanya ke anak usia TK apa dia suka bola. Terus anak itu bilang 'mamah yang suka'," jelas dia saat ditemui Republika di sekitar Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Ahad (2/10/2022).

Meskipun mampu menyelamatkan diri, H bersama Aremania turut merasakan gas air mata. Gas tersebut ternyata sempat masuk ke warungnya sehingga membuatnya agak sesak napas. Kemudian juga merasakan panas yang tidak nyaman untuk tubuh.

H baru berani membuka warungnya sekitar pukul 02.00 WIB. Hal ini lebih tepatnya ketika petugas keamanan sudah mulai pulang. Namun H menyaksikan masih ada sejumlah orang yang berlalu-lalang dan mobil yang terbakar.

H tak menampik ini merupakan pertama kalinya menyaksikan peristiwa tersebut. Sebab, dia biasanya hanya melihat aksi kericuhan tanpa menyebabkan korban meninggal dunia. 

Pada peristiwa tersebut, dia juga menyaksikan bagaimana banyak orang yang digotong dan dievakuasi oleh tenaga medis. Bahkan, dia bisa melihat anjing pengamanan milik polisi ikut mati terkena lemparan batu. "Pokoknya menegangkan, bikin gemetaran," kata dia.

Sebelumnya, pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya telah menimbulkan duka mendalam bagi para korban terutama Aremania. Kekalahan Arema FC di Stadion Kanjuruhan menyulut suporter turun ke lapangan sehingga menimbulkan kerusuhan dan memakan banyak korban.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement