Ahad 02 Oct 2022 17:13 WIB

#Pray For Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan adalah kekalahan telak sepak bola Indonesia.

Red: Joko Sadewo
Suporter Arema FC (Aremania) berdoa di Patung Singa Stadion Kanjuruhan, Malang, jawa Timur, Ahad (2/10/2022). Selain menabur bunga, mereka melakukan doa bersama sebagai bentuk duka cita atas jatuhnya korban dalam kerusuhan yang terjadi di stadion itu.
Foto: ANTARA/Zabur Karuru
Suporter Arema FC (Aremania) berdoa di Patung Singa Stadion Kanjuruhan, Malang, jawa Timur, Ahad (2/10/2022). Selain menabur bunga, mereka melakukan doa bersama sebagai bentuk duka cita atas jatuhnya korban dalam kerusuhan yang terjadi di stadion itu.

Oleh : Yudha Manggala Putra, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak ada satu laga sepak bola pun senilai nyawa manusia. Sepak bola seharusnya tontonan menghibur. Menang atau kalah biasa, dan mestinya terjadi hanya dalam pertandingan.

Namun, kali ini Indonesia kalah. Kalah telak dalam upaya melindungi nyawa warga dan sesama saudaranya.

Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/1/2022) kemarin sungguh sangat memilukan. Menurut laporan terbaru siang ini, sebanyak 174 orang meninggal usai aparat berusaha membubarkan penonton masuk ke tengah lapangan.

Belum bisa dipastikan benar pangkal insiden tersebut. Namun, sejumlah kesaksian menyebut awalnya sebagian penonton turun dari tribun dan masuk ke arena usai pertandingan. Ratusan suporter lain mengikuti.

Kejadian itu bikin panitia lokal kelabakan. Tak sanggup mengantisipasi, mereka mengandalkan satuan pengamanan dari kepolisian untuk membubarkan massa tumpah ke lapangan.

Polisi pun melakukan tindakan paksa, menembakkan gas air mata.

Sontak, penonton panik. Gas yang bikin sesak napas membuat suporter berhamburan. Mereka berdesakan menuju pintu keluar. Penumpukan massa pun tidak bisa dielak. Tak sedikit jatuh terinjak-injak.

Rentetan kejadian itu diduga kuat penyebab banyak korban jiwa berjatuhan. Belasan di antaranya anak-anak dan perempuan.

Miris. Tragedi ini terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia. Kehilangan satu nyawa saja mematahkan perasaaan kemanusiaan. Seratusan nyawa jelas sangat melukai hati.

Entah, siapa harus disalahkan. Banyak kelalaian penyelenggaraan dan penanganan diduga terjadi pada peristiwa ini.

Panitia pelaksana kabarnya mencetak tiket pertandingan sampai 45 ribu lembar. Padahal, jumlah itu tidak sesuai rekomendasi polisi sebanyak 25 ribu tiket.

Penanganan polisi menembakkan gas air mata juga diduga melanggar peraturan FIFA. Badan sepak bola dunia, yang menaungi PSSI itu, menyebut dalam regulasinya: senjata api dan gas air mata tidak boleh dipakai polisi saat mengamankan pertandingan di stadion.

Pemerintah mungkin akan mengatakan ini: evaluasi dan pembenahan harus segera dilakukan. Namun, banyak yang curiga, itu bisa manis di lidah saja.

Beberapa kali insiden serupa terjadi. Skalanya mungkin tidak separah ini. Namun, banyak pelajaran mestinya sudah dipetik. Sayang, niat serius menangkal masalah terulang masih jauh panggang daripada api. 

Terlepas dari segala permasalahan, mari sejenak kita berdoa sepenuh hati untuk korban dan keluarga terdampak tragedi Kanjuruhan. Semoga pemerintah dan pihak bertanggung jawab, bisa lebih baik lagi dalam melindungi hak hidup warga di negeri ini.

#PrayForKanjuruhan

photo
Catatan kerusuhan suporter di Indonesia - (republika)

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ مَثَلُ نُوْرِهٖ كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌۗ اَلْمِصْبَاحُ فِيْ زُجَاجَةٍۗ اَلزُّجَاجَةُ كَاَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُّوْقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُوْنَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَّلَا غَرْبِيَّةٍۙ يَّكَادُ زَيْتُهَا يُضِيْۤءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۗ نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ۙ
Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(QS. An-Nur ayat 35)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement