REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN Holding Industri Pertambangan Mind ID atau Mining Industry Indonesia mengandeng perusahaan asal Inggris, Arrival Ltd. Kolaborasi Mind Id dengan Arrival itu untuk mengembangkan pabrik mikro baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia dan Asia Tenggara.
Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik kolaborasi tersebut. Menurut Erick Thohir, hal itu bisa memacu perkembangan mobil listrik di Indonesia dan Kawasan.
“Kami mengajak mitra strategis untuk berinvestasi, berkolaborasi, dan meningkatkan nilai di sektor industri Indonesia demi membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya,” tulis Erick Thohir di akun Twitternya, @erickthohir, Sabtu (1/10/2022).
Dalam postingan itu, Erick Thohir membagikan dua foto saat ia bersama rombongan bertemu tim Arrival di Inggris.
Sebelumnya, sejumlah direksi Mind ID kembali terbang ke United Kingdom untuk melakukan joint study terkait pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
Jajaran direksi Mind ID juga telah mengunjungi pabrikan kendaraan listrik Arrival. Para pihak bertemu untuk mengeksplorasi solusi pasokan potensial, termasuk baterai dan aluminium serta membahas desain dan pengembangan kendaraan listrik.
Arrival tengah berupaya meningkatkan rantai pasokannya dan mengembangkan inisiatif strategis untuk mengamankan bahan baku yang dibutuhkan dalam produksi kendaraan listriknya.
Arrival, yang memiliki pangsa pasar cukup kuat untuk kendaraan listrik logistik seperti bus, sangat potensial jadi mitra strategis Mind ID. Terutama untuk mengembangkan portofolio bisnis di ekosistem kendaraan listrik melalui anak usahanya Indonesia Battery Corporation (IBC), serta dalam rangka mendorong hilirisasi industri aluminium.
Direktur Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo menjelaskan, Arrival melihat potensi untuk berinvestasi di Indonesia. Dilo melihat MIND bisa menawarkan untuk menjadi salah satu mitranya, terutama untuk bisa mensuplai baterai sampai alumunium.
"Kalau dilihat konstruksinya, bahannya, hampir 60 persen alumunium, bagaimana kita bisa memanfaatkan persentase suplainya dari kita. Aluminium kita punya, kita punya bauksitnya, kita punya aluminanya, kita bisa porduksi aluminumnya, jadi kira-kira satu kendaraan itu hampir 1,2 ton butuh material aluminiumnya," ucap dia.
Selain itu, Dilo sampaikan, Arrival memiliki microfactory yang merevolusi pendekatan tradisional untuk produksi kendaraan dengan menghilangkan biaya pengiriman dan memaksimalkan nilai tambah melalui perancangan dan produksi produk lokal.
"Jadi nggak perlu space besar, investasi yang besar, itu yang disebut micro factory," terangnya.