Selasa 04 Oct 2022 09:27 WIB

Mahasiswa Muhammadiyah Malang Inisiatif Turunkan Stunting di Kaimana

Kasus stunting di Kaimana berada pada standar nasional yakni sebesar 27,23 persen.

ilustrasi Stunting. Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang melakukan upaya penurunan stunting di Kaimana, Papua Barat.
Foto: Republika/Mardiah
ilustrasi Stunting. Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang melakukan upaya penurunan stunting di Kaimana, Papua Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIMANA -- Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) baru-baru ini mengadakan pelatihan pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) di Kampung Namatota, Kabupaten Kaimana. Ini sekaligus sebagai upaya menekan dan menurunkan angka kasus stunting di wilayah itu.

Ramla selaku Koordinator mahasiswa UMM di Kaimana, Papua Barat, Selasa (4/10/2022), mengatakan ia dan teman-temannya tergabung dalam kelompok 43, gelombang 8 Program Pengabdian Masyarakat UMM menggelar pelatihan pembuatan VCO di Kampung Namatota Kaimana selama sebulan sejak 22 Agustus hingga 22 September.

Baca Juga

Kampung Namatota Kaimana dipilih sebagai lokasi kegiatan mahasiswa UMM lantaran kasus stunting di wilayah itu masih cukup tinggi. Berdasarkan data Electronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) pada Juni 2022 menunjukkan prevalensi kasus stunting di Kaimana berada pada standar nasional yakni sebesar 27,23 persen.

"Pelatihan yang kami buat tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Apalagi di sini banyak kelapanya, kalau dimanfaatkan dengan baik tentu tidak hanya kesehatan saja tapi juga ekonomi masyarakat juga ikut tumbuh," jelasnya.

Antusiasme warga Kampung Namatota mengikuti pelatihan itu cukup tinggi. "Luar biasa, masyarakat yang ikut pelatihan cukup banyak. Tentu ini hal yang sangat bagus sebagai langkah kita mempercepat penurunan stunting di Kaimana," ujar Ramla.

Selama berada di Kaimana, mahasiswa UMM melakukan audiens dengan Dinas Kesehatan setempat dan Komisi B DPRD Kaimana. Ramla berharap kegiatan tersebut bisa dilakukan di kampung-kampung lainnya.

"Kami berharap pelatihan seperti ini terus dilakukan dan bersifat berkelanjutan sehingga bisa memberikan motivasi kepada warga di kampung-kampung untuk memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Kami juga percaya kalau masyarakat terus diedukasi maka tentu masalah stunting di Kaimana bisa ditekan," jelasnya.

Dari berbagai literatur, katanya, masalah stunting yang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik kesehatan (penyakit) maupun gizi, sanitasi lingkungan dan lainnya, menjadi penghambat utama untuk proses tumbuh kembang anak-anak pada usia dini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement