REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengapresiasi Kolaborasi Masjid Pemberdaya (KMP) yang diinisiasi Dompet Dhuafa. Kolaborasi masjid pemberdaya memiliki fokus program untuk memberdayakan potensi masjid dan umat.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DMI, Imam Addaruqutni, mengatakan, DMI melihat secara umum program kolaborasi masjid pemberdaya itu bagus. Karena masjid adalah tempat paling akomodatif di kalangan umat. Masjid juga menjadi tempat untuk semua orang tanpa diskriminatif.
"Karena kondisi umat Islam ini dari berbagai latar belakang dan budaya, organisasi dan lain-lain, maka upaya apapun yang terkait dengan masjid dan berbasis masjid yang bersifat kolaboratif itu bagus," kata Imam kepada Republika, Selasa (4/10/2022).
Ia mengatakan, kolaborasi masjid pemberdaya yang diinisiasi Dompet Dhuafa di Yogyakarta tampaknya menjadi upaya yang positif. Mudah-mudahan dalam teknisnya, kolaborasi ini bisa menjawab apa yang ingin diwujudkan untuk umat.
Ia mengingatkan, yang lebih penting sekarang, apapun kolaborasinya, yang mesti diwujudkan adalah kepentingan masjid dan umat. Jadi bukan mewujudkan keinginan organisasi, tapi mewujudkan yang diinginkan atau dibutuhkan masjid dan umat.
"Apa yang bisa diwujudkan untuk umat, kalau itu orientasinya, itu akan lebih bagus, jadi kita membuat organisasi bukan untuk organisasi, tapi kita dedikasikan untuk umat dan masyarakat," ujar Imam.
Sebelumnya, Dompet Dhuafa menyampaikan, kolaborasi masjid pemberdaya hadir untuk memaksimalkan dan memfokuskan lima pilar fungsi masjid. Di antaranya baitullah, baitul maal, baitul dakwah, baitul tarbiyah, dan baitul muamalah. Harapannya masjid tidak hanya menjadi tempat beribadah, tapi juga dapat menjadi lembaga yang memegang amanah dari umat khususnya dalam mengelola zakat, infak, sedekah dan wakaf.