REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Dinkes Kepri) Mochammad Bisri menekankan kepada masyarakat setempat bahwa vaksinasi booster atau penguat sangat penting guna memperkuat daya tahan tubuh melawan Covid-19.
"Apalagi dalam menghadapi potensi munculnya varian baru Covid-19," kata Bisri di Tanjungpinang, Rabu (5/10/2022).
Ia menyebut belakangan ini vaksinasi penguat di provinsi itu cenderung melambat. Pasalnya masyarakat yang memilih divaksin penguat bertujuan memenuhi syarat perjalanan darat, laut, maupun udara di tengah pandemi.
Sementara, pihaknya tidak pernah meminta masyarakat mengikuti vaksinasi dosis ketiga tersebut untuk keperluan bepergian dalam negeri maupun luar negeri. "Kita minta masyarakat divaksin penguat itu untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar wabah Covid-19. Bukan sebagai syarat pelaku perjalanan dalam atau luar negeri," kata Bisri.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat tetap mengikuti vaksinasi dosis ketiga. Sebab, pandemi Covid-19 di Tanah Air belum selesai meskipun dalam beberapa bulan terakhir penyebaran kasus aktif Covid-19 sudah jauh menurun. Bisri mengakui saat ini pelaksanaan vaksinasi penguat di Provinsi Kepri terhenti sementara waktu akibat stok vaksin kosong.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Mudah-mudahan awal Oktober ini vaksin sudah masuk lagi," ujarnya.
Lebih lanjut Bisri menyampaikan, capaian vaksinasi dosis ketiga di Provinsi Kepri sejauh ini cukup tinggi di angka 58 persen atau 750 ribu orang, yang berarti di atas rata-rata nasional sekitar 27 persen. Sementara capaian vaksinasi dosis pertama sebanyak 1.788.992 orang atau 99,24 persen, dosis kedua 1.534.590 orang atau 85,13 persen.
Selain itu, sebanyak 7.475 orang tenaga kesehatan di daerah setempat juga sudah divaksin dosis empat. "Capaian vaksinasi untuk anak-anak dan remaja cukup tinggi. Namun untuk kelompok lansia, kami masih terus mendorong agar mencapai lebih dari 70 persen. Saat ini lansia yang sudah vaksin dosis booster baru 32.731 orang atau 37,57 persen," terang Bisri.