REPUBLIKA.CO.ID, Mayoritas umat Islam di Indonesia memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan membaca kitab maulid. Kitab yang populer dibaca adalah Simthud Duror karya Habib Ali Bin Muhammad Bin Husein al-Habsyi.Apa manfaat membacanya?
Untuk itu, wartawan Republika Andrian Saputra mewawancarai Ketua Majelis Taklim dan Dzikir Baitul Muhibbin Habib Abdurrahman Asad al-Habsyi,keturunan Shahib Simthud Duror.
Apa itu maulid Simthud Duror?
Kitab ini berisikan kisah perjalanan Rasulullah SAW. Bahkan, sebelum lahir itu sudah ada ditulis dalam kitab tersebut tentang riwayat- riwayat Rasulullah SAW. Itu merupakan ringkasan indah yang ditulis lewat syair-syair yang begitu rapi dan bagus tentang kehidupan Rasulullah SAW.
Ketika membaca kitab ini, setidaknya kita menghadirkan kembali Rasulullah SAW walaupun sejatinya menghadirkan nabi dalam kehidupan kita itu setiap saat. Karena, kita adalah umatnya dan kita harus mencintainya. Dan, salah satu potret keimanan itu, (Rasul bersabda) tidak beriman seseorang sampai aku (rasul) lebih dicintainya ketimbang orang tuanya, anaknya, atau seluruh manusia. Hadis yang diriwayatkan dari jalur Anas bin Malik RA.
Apa pendapat Anda dengan syair-syair yang digunakan dalam Simthud Duror?
Dari segi susunan bahasanya, kesusastraan Arab terpenuhi. Ada banyak kitab maulid (seperti) ada Barzanji, Diba'.Tapi, Simthud Duror ini cenderung lebih panjang daripada Diba' dan Barzanji. Dan, seperti Barzanji dan Diba'yang sama- sama memiliki unsur kesusastraan yang cukup indah dan begitu tinggi, Simthud Duror juga seperti itu.
Mengapa disusun dalam bentuk- bentuk syair seperti itu, karena dengan bentuk syair dapat dilagukan dan dinyanyikan dan mudah untuk disyiarkan. Kemudian, mudah untuk menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Karena dalam bentuk syair itu, makanya ada yang membaca, ada yang mendengar.
Dan, tidak semua orang hobi membaca, maka yang hadir di acara pembacaan Simthud Duror, walaupun dia tidak membaca setidaknya dia mendengar, dan berkali-kali dia mendengar, maka akan masuk dalam pikirannya, ingatannya, bahkan lama-lama dia akan menghafalnya.
Bagaimana maulid Simthud Duror menjadi populer di Indonesia?
Sebenarnya dari dahulu sudah ada maulid Habsyi atau Simthud Duror yang sering disebut maulid al-Habsyi. Hanya memang tidak sepopuler sekarang. Saya pikir itu disebabkan taman-taman kota yang lulusan dari Timur Tengah dari Hadramaut dari Tarim, khususnya itu, mereka yang memopulerkan. Mereka bikin majelis-majelis dan memulainya dengan membaca maulid dan maulidnya yang dipakai itu Simthud Duror.
Kemudian juga dahulu beberapa kiai sepuh, seperti Guru Zaini di Martapura, itu kandari beliau muda sampai wafat bacaannya maulid Habsyi. Guru Zaini punya banyak murid yang mereka buka pesantren, majelis, akhrinya Maulid Habsyi menyebar.
Jadi, awalnya mungkin hanya beberapa titik, tapi kemudian dari titik itu melahirkan murid begitu banyak dan menyebar ke seluruh Indonesia membuka pesantren dan majelis serta kajian. Akhirnya, semuanya memulai dengan maulid Habsyi akhirnya menyebarlah maulid Habsyi itu ke seluruh nusantara. Juga karena haul Habib Ali di Solo yang sudah berlangsung lama dan dihadiri banyak jamaah. Semakin banyak yang hadir syiarnya itu semakin luas.
Apa yang akan diperoleh dengan membaca kitab maulid?
Salah satu dan yang paling utama yang didapat oleh orang-orang yang membaca kitab-kitab maulid atau kitab yang mengisahkan kehidupan Rasul dari kelahirannya sampai wafatnya, manfaat utamanya adalah semakin timbul kecintaan dia kepada Rasulullah SAW sehingga dia semakin mengenal siapa rasulnya. Bagaimana mungkin kita cinta tanpa pengenalan. Dan, salah satu media untuk mengenalnya adalah membaca kitab maulid Nabi Muhammad SAW.