sumber; Republika
NYANTRI--Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya dan UIN Sunan Maliki Malang turut bersuara atas tragedi tewasnya 131 suporter Arema FC di Stadion Kanjuruhan pasca pertandingan antara Arema melawan Persebaya Surabaya 1 Oktober lalu. Mereka menilai peristiwa itu bukan sekadar tragedi sepakbola namun tragedi kemanusiaan.
Dalam pernyataan bersamanya mereka mengatakan tragedi tersebut mengoyak nilai kemanusiaan. Kendati demikian kejadian tersebut tak akan melemahkan dan memecah belah bangsa Indonesia. Sebab selama ini sepakboka telah terbukti menjadi pemersatu yang paling efektif di tengah dorongan segelintir orang yang ingin memecah belah bangsa.
Dua kampus tersebut menyampaikan rasa dukanya terhadap tragedi tersebut. Mereka menegaskan tak ada sepakbola yang lebih berharga daripada nyawa manusia. Mereka juga menyerukan agar semua pihak memperkuat solidaritas, dukungan dan bantuan kepada korban serta keluarganya.
“Meminta kepada pihak-pihak terkait untuk memperbaiki manajemen sepakbola secara profesional dengan menempatkan sepakbola sebagai bagian dari komitmen membangun persatuan dan martabat bangsa,” demikian bunyi pernyaatan mereka berdasarkan rilis yang diterima nyantri.republika.co.id.
Mereka juga ingin tak ada pihak tertentu memanfaatkan tragedi tersebut untuk mengambil keuntungan kelompok maupun pribadi. Memberikan dukungan kepada Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengusut tuntas tragedi tersebut juga perlu dilakukan semua pihak.
Mereka menambahkan tragedi tersebut harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. Sepakbola sebagai even olahraga harus sportif. Menurutnya sportivitas di dalamnya ada kesadaran bahwa ada persaudaraan di dalam sepakbola. Sportivitas juga sikap mental yang menunjukkan mental kesatria seorang olahragawan.