Senin 10 Oct 2022 21:35 WIB

Hujan Lebat yang Melanda Australia Mulai Mereda

Hujan lebat yang mengguyur seluruh timur Australia mulai mereda.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Rambu-rambu dan jalan terendam air banjir dari Sungai Hawkesbury yang membengkak, di Vineyard, New South Wales, Australia.  Hujan lebat yang mengguyur seluruh timur Australia mulai mereda.
Foto: EPA-EFE/BIANCA DE MARCHI
Rambu-rambu dan jalan terendam air banjir dari Sungai Hawkesbury yang membengkak, di Vineyard, New South Wales, Australia. Hujan lebat yang mengguyur seluruh timur Australia mulai mereda.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Hujan lebat yang mengguyur seluruh timur Australia mulai mereda. Masyarakat yang khawatir pada banjir mulai lega. Tapi pemerintah memperingatkan cuaca buruk yang membawa hujan lebat dan memicu banjir bandang dapat melanda beberapa wilayah pendalaman.

Biro meteorologi Australia (BoM) mengatakan dua hari mulai Rabu (12/1/2022) mendatang curah hujan utara negara bagian Victoria, selatan New South Wales (NSW) dan utara Tasmania sekitar 100 millimeter (4 inch). Angka ini sama dengan seperempat rata-rata curah hujan tahunan Australia.

"Ini peristiwa besar lainnya, sehingga tampaknya mungkin kami akan melihat banyak banjir sedang dan besar," kata peramal cuaca BoM Dean Narramore pada Australian Broadcasting Corp, Senin (10/10/2022).

Walaupun banyak tempat yang mulai cerah tapi NSW mengeluarkan lebih dari 100 peringatan banjir. Negara bagian itu menjadi wilayah yang paling terdampak hujan lebat yang dimulai pekan lalu. Banyak warga yang terpaksa mengungsi dan air menggenani jalan dan lahan pertanian.

"Hanya karena hujan berhenti tidak berarti ancaman telah mereda karena air mengalir ke sungai dan arus air kami," kata Narramore.

Pada akhir pekan kemarin beberapa daerah pedalaman dan pinggir Sidney yakin Windsor dan North Richmond mengeluarkan peringatan evakuasi.

"Di pedalaman NSW, mereka mulai gelisah selama beberapa hari sementara kami menunggu sistem besar lainnya untuk tiba dari Rabu sampai Jumat (14/10/2022)," kata Menteri Penanggulangan Bencana NSW Steph Cooke.

La Nina yang mendominasi cuaca pantai timur Australia membawa hujan yang menimbulkan banjir sejak awal 2021. Biro cuaca memprediksi fenomena itu mungkin akan terjadi selama tiga tahun berturut-turut.

Banyak sungai dan bendungan di NSW dan Victoria yang sudah penuh. Dua negara bagian itu rumah bagi 26 juta populasi atau setengah total populasi Australia. Hujan di tanah jenuh meningkatkan risiko banjir bandang.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement