REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, akan segera menangani dampak bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah desa akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah itu pada tanggal 7-9 Oktober 2022.
"Kejadian terakhir berupa banjir bandang di Grumbul Legok Lor, Desa Pekuncen, Kecamatan Pekuncen, pada Ahad (9/10) malam," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Senin (10/10/2022).
Menurut dia, banjir bandang yang terjadi akibat luapan Sungai Arus setelah diguyur hujan dengan intensitas tinggi selama tiga jam itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Kendati demikian, dia mengatakan banjir bandang tersebut mengakibatkan sebuah jembatan di Grumbul Legok Lor RT 02 RW 05 ke area pertanian terputus karena bangunannya ambrol.
"Tadi, kami bersama Bapak Bupati (Bupati Banyumas Achmad Husein) sudah meninjau lokasi banjir bandang di Grumbul Legok Lor," kata Budi.
Dari hasil peninjauan, kata dia, penanganan permanen terhadap jembatan yang putus tersebut akan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banyumas.
Selama menunggu penanganan permanen, lanjut dia, Pemkab Banyumas akan membangun jembatan darurat agar bisa dilalui kendaraan roda dua. "Tanaman padi dengan luas lebih kurang 4 hektare juga terdampak banjir bandang tersebut," jelasnya.
Selain di Grumbul Legok Lor, kata dia, Pemkab Banyumas juga akan segera melakukan penanganan terhadap dampak bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah akibat cuaca ekstrem yang terjadi pada tanggal 7-9 Oktober 2022.
Ia mengatakan berdasarkan pendataan sementara, tanah longsor terjadi di 77 titik yang tersebar di berbagai desa se-Kabupaten Banyumas. Sementara kejadian banjir luapan maupun banjir bandang terjadi di 23 titik yang tersebar di sejumlah wilayah Banyumas.
"Hingga saat ini, kami masih melakukan asesmen terhadap kejadian bencana hidrometeorologi tersebut termasuk mendata jumlah warga yang mengungsi," kata Budi.