Selasa 11 Oct 2022 12:28 WIB

Anjuran Mengucapkan Salam ke Penghuni Kubur dan Kemuliaan Hari Jumat Bagi yang Telah Wafat

Penghuni kubur mendengar dan mengetahui ada yang mengucapkan salam saat ziarah.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
 Anjuran Mengucapkan Salam ke Penghuni Kubur dan Kemulian Hari Jumat bagi yang Telah Wafat. Foto: Muslim saat melakukan ziarah kubur (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Anjuran Mengucapkan Salam ke Penghuni Kubur dan Kemulian Hari Jumat bagi yang Telah Wafat. Foto: Muslim saat melakukan ziarah kubur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tidak diragukan lagi bahwa orang yang telah meninggal dunia mendengar apa yang kita ucapkan di atas kuburannya. Bahkan diriwayatkan bahwa orang yang meninggal dunia dapat mendengar suara sandal orang-orang yang mengiringi, saat mereka meninggalkan kuburannya. 

Ibnu Qayyim Al Jauziyah menuliskan dalam kitabnya "ROH" Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam  (SAW) mensyariatkan kepada umatnya, agar mereka mengucapkan salam kepada ahli kubur, seperti salam yang mereka ucapkan kepada lawan bicara. 

Baca Juga

Demikian afazh ketika kita berziarah.

"Salam sejahtera atas kalian tempat tinggal orang-orang Mukmin." 

Ibnu Qayyim menegaskan, ucapan semacam ini layak disampaikan kepada orang yang dapat mendengar dan memikirkannya. Jika tidak, maka ucapan semacam ini hanya ditujukan kepada orang yang tidak ada di tempat atau benda mati. 

Orang-orang salaf telah menyepakati hal ini dan banyak atsar yang diriwayatkan, bahwa mereka, orang yang meninggal dunia dapat mengetahui ziarah orang yang masih hidup di atas kuburnya dan dia merasa gembira karena kedatangannya itu.

Abu Bakar Abdullah bin Muhammad bin Ubay Bin Abud-Dunnya mengatakan di dalam "Kitabul Qubur, tentang orang yang meninggal dunia dan mengetahui kedatangan orang yang masih hidup. Dari Aisyah radhiyallahanha ia berkata Rasulullah SAW bersabda:

"Tidaklah seorang menzirahi kubur saudaranya dan duduk di sisinya, melainkan ia mendengarnya dan menjawab perkataannya, hingga dia bangkit." 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahuanhu berkata:

"Apabila seseorang melewati kuburan saudara yang dikenal lalu dia mengucapkan salam kepadanya, maka dia membalas salamnya dan mengenalinya. Jika dia melewati kuburan orang yang tidak dikenalnya lalu mengucapkan salam, maka dia hanya membalas salamnya."

Dari seseorang dari kerabat Ashim Al Jahdari, dia berkata. "Aku bermimpi bertemu Al-Jahdari, enam hari setelah dia meninggal duni. Dalam mimpi itu aku bertanya kepadanya. 

"Bukankah engkau sudah meninggal dunia?"

"Benar" jawabnya. 

"Di mana engkau berada saat ini" aku bertanya.

"Dia menjawab, "Demi Allah aku berada di sebuah taman dari taman-taman surga. Aku bersama beberapa rekanku berkumpul pada setiap malam Jumat dan pagi harinya lalu kami sama-sama menghadap ke Abu Bakar Bin Abdullah Al-Mazny untuk menceritakan kabar tentang kalian.

Aku bertanya lagi, "Apakah itu jasad kalian kalian atau roh kalian?"

"Sama sekali tidak. Jasad telah usang ketika hanya roh-roh yang saling bertemu" jawabannya. 

"Apakah kalian mengetahui kedatangan  kami yang menziarahi kalian tanyakan? 

"Ya kami mengetahuinya pada Jumat petang dan pada hari Sabtu hingga terbit matahari."

Aku bertanya lagi, " Mengapa yang demikian itu tidak berlaku untuk semua hari? "Dia menjawab. "Mengingat kelebihan hari Jumat dan keagungannya."

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement