REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SugarCo menyatakan siap untuk memulai produksi bioetanol pada tahun ini untuk menjadi alternatif bahan bakar kendaraan bermotor. Chiex Executive Officer Sugarco, Aris Toharisman, mengatakan, bioetanol yang diproduksi disiapkan untuk campuran produksi BBM jenis Pertamax dan Pertamax Turbo Pertamina.
Aris mengatakan, produksi bioetanol oleh Holding Perkebunan PTPN, induk dari SugarCo, sebetulnya telah dimulai di Pabrik Energo, Mojokerto.
"Kami bisa menghasilkan 30 juta liter fuel grade etanol yang biasa dipakai sebagai E-5 atau 5 persen etanol dalam bensin," kata Aris kepada Republika.co.id, Rabu (12/10/2022).
Lebih lanjut, ia menuturkan, produksi bioetanol SugarCo akan terus ditingkatkan untuk mendukung penyediaan alternatif bahan bakar kendaraan. Perusahaan menargetkan pada 2030 mendantang, produksi bioetanol SugarCo sebesar 1,2 miliar liter.
"Tahun ini pun kami sudah siap penggunaannya sebagai bahan bakar untuk kendaraan berkerja sama dengan Pertamina," katanya menambahkan.
Selain itu, ia menilai, dengan penggunaan alternatif bioetanol sebagai campuran BBM, harga jual bensin semestinya diturunkan. Hanya saja ia tidak menjelaskan lebih detail seberapa besar penurunan harga yang bisa dicapai. "Seharusnya begitu (harga bisa turun", katanya menambahkan
Saat ini, Aris mengatakan SugarCo tengah fokus dalam penyiapan infrastruktur bersama dengan Pertamina untuk mendukung peningkatan produksi. Pihaknya berharap persiapan infrastruktur dapat segera dilakukan.
Sebelumnya pada Senin (12/10/2022) Menteri BUMN Erick Thohir meresmikan operasionalisasi SugarCO yang merupakan gabungan pabrik gula milik 7 PTPN dan dua cucu perusahaan holding .
Ia mengatakan, fokus SugarCo tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, Lebih jauh, dapat meningkatkan kesejahteraan petani tebu, menjaga stabilitas harga gula petani, tetapi juga menjadi produsen bioetanol yang merupakan produk turunan dari tebu sebagai campuran bahan bakar minyak.
Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif berasal dari tumbuhan yang sudah melewati proses fermentasi, salah satu tumbuhan yang bisa dimanfaatkan adalah tebu. Berdasarkan hasil studi di Brazil, 1 ton tebu dapat menghasilkan setara 1,2 barrel minyak mentah.
Melihat potensi yang begitu besar, Erick menyatakan Pertamina akan memulai pilot project di Pabrik Gula (PG) Gempolkrep untuk memproduksi Bioetanol dari Sugar Co.
“Dengan mencampur Bioetanol ke BBM Pertamina yang sudah ada, maka BBM Pertamina akan lebih ramah lingkungan," katanya.