REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kantor berita Rusia, Interfax melaporkan badan intelijen Federal Security Service (FSB) menangkap lima orang warga Rusia dan tiga orang warga Ukraina dan Armenia atas ledakan yang menghancurkan Jembatan Krimea akhir pekan lalu. Rusia yakin Ukraina dalang ledakan tersebut.
Pada Rabu (12/10/2022) FSB mengatakan ledakan itu dilakukan Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina dan direkturnya Kyrylo Budanov. Ukraina tidak resmi mengaku terlibat dalam ledakan tersebut tapi sejumlah pejabatnya menyuarakan kegembiraan atas kerusakan yang ditimbulkan ledakan itu.
Ledakan yang terjadi pada jembatan sepanjang 12 mil itu menghancurkan satu sisi jembatan, memutus sementara lalu lintas. Ledakan juga menghancurkan beberapa tangki bahan bakar yang dibawa kereta menuju Semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014 lalu.
Proyek prestise Presiden Vladimir Putin yang diresmikan 2018 lalu itu sangat penting bagi pengiriman logistik invasi Rusia ke Ukraina. Pasokan pasukan Rusia yang bertempur di selatan Ukraina dikirimkan melalui jembatan itu.
Rusia meluncurkan serangkaian tembakan rudal ke kota-kota Ukraina termasuk ke pembangkit listrik. Dalam rapat Dewan Keamanan Rusia yang disiarkan televisi, Senin (10/10/2022) lalu Putin mengatakan serangan-serangan itu sebagai balasan atas ledakan Jembatan Krimea yang menurutnya dilakukan badan intelijen Ukraina