Kamis 13 Oct 2022 08:10 WIB

Jembatan Jalan KH TB M Falak Kota Bogor, Ambles

Akses Jalan KH Muhammad Falak ini merupakan akses strategis untuk warga. 

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Akses yang melintasi jembatan di Jalan KH. Tubagus Muhammad Falak, Kecamatan Bogor Barat ditutup sementara untuk beberapa hari ke depan. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih melakukan asesmen atas longsor yang terjadi di jalan yang sebelumnya bernama Jalan Darul Quran ini.

"Kita lakukan asesmen singkat dalam beberapa hari ke depan. Tim dari PUPR Kota Bogor akan bisa merencanakan langkah-langkah kedaruratan. Terutama anggaran BTT (belanja tidak terduga) kita. Kita akan ajukan dan segera di SK-kan Wali Kota," kata Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, Rabu (12/10).

Baca Juga

Menurut Dedie, akses Jalan KH. Muhammad Falak ini merupakan akses strategis untuk warga Kota Bogor. Bahkan, bagi warga luar kota, sehingga perbaikan longsoran ini harus segera ditangani.

"Tetapi, ini permasalahan tidak single problem. Sebab, ada beberapa permasalahan yang harus diselesaikan secara bersama. Antara lain adalah saluran pembuangan air dari Cidepit yang kelihatannya kemarin banyak sampah dan batang pohon mengakibatkan limpahan ke arah Cisadane," tuturnya.

Tak hanya itu, lanjut dia, ada permasalahan akses gorong-gorong di perumahan Braja Mustika yang juga disesuaikan penyelesaian strukturnya. Sehingga semua permasalahan itu menyebabkan adanya tekanan sisi kiri dan kanan jembatan terjadi.

"Kalau tidak dilakukan bersama-sama, parsial, nggak beres nanti. Kita coba hitung dalam waktu yang cepat, kalau bisa tidak lebih dari satu minggu ini kita lakukan konstruksinya. Gorong-gorong tidak ditutup. Kita lihat karena permasalahannya banyak timbunan sampah, ranting pohon," jelasnya.

Dedie juga menjelaskan, kondisi dibawah aspal jalan raya sudah berlubang. Sehingga Dinas PUPR diperintahkan untuk membongkar secara keseluruhan. Untuk itu masyarakat jangan memaksakan diri melintas.

"Karena di atas aspal ini di bawahnya kosong. Kita harus tutup, kita mitigas, asesmen, apakah kita akan tutup total. Ini kan bisa berisiko menimbulkan bahaya," kata Dedie.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement