REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih akan membicarakan tentang rencana kunjungan Presiden China Xi Jinping ke lokasi kereta cepat Jakarta Bandung. Sejauh ini pembahasan tersebut masih belum final dan terus dibahas.
"Dengan Presiden Xi Jinping masih dibicarakan belum final," ujarnya kepada wartawan seusai meninjau stasiun kereta cepat Tegalluar, Kabupaten Bandung, Kamis (13/10/2022).
Ia mengungkapkan, operasional kereta cepat Jakarta-Bandung akan mulai pada Juni 2023 mendatang. Jokowi mengaku senang dengan keberadaan kereta cepat yang tengah dibangun saat ini. "Senang," katanya.
Ia mengaku belum dapat berkomentar lebih banyak terkait kesan adanya kereta cepat sebab masih belum beroperasi. Pascaberjalan, Jokowi mengatakan akan memberikan komentar.
"Ya nanti kalau sudah jadi baru kita bisa komentar, ini kan masih belum. Nanti kalau sudah kita naik dari Jakarta menuju ke Bandung atau dari Bandung ke Jakarta hanya 35 menit itu baru saya komentar," katanya.
Ia pun menegaskan, pembangunan kereta cepat bukan bantuan dari China namun kerja sama dengan menggelontorkan sejumlah investasi. Terkait proses pembangunan kereta cepat, Jokowi mengakui jika terdapat kendala saat membuat terowongan di tunnel 2 dan 11.
"Ya kendala saat membuat terowongan di tunnel 2, di tunnel 11 memang ada masalah karena memang tanahnya yang sangat sulit dikendalikan tetapi alhamdulillah sekarang sudah selesai," katanya.
Ia pun mengungkapkan pandemi Covid-19 tidak menganggu pembangunan kereta cepat namun hanya memperlambat sedikit. Jokowi mengatakan investasi pembangunan kereta cepat memberikan dampak ekonomi. Namun nilai dari dampak tersebut masih perlu dilakukan perhitungan.
"Apapun investasi pasti memberikan pengaruh kepada pertumbuhan ekonomi. lihat saja ini barang-barangnya dibeli dari mana? Lantai, granit semuanya pasti akan memberikan dampak ada baik ekonomi lokal, ekonomi nasional," katanya.