REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengatakan, deklarasi calon presiden (capres) yang akan diusung oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan dilakukan menjelang pendaftaran pemilu pada September 2023 mendatang. Pengamat politik Universitas Diponegoro Teguh Yuwono mengatakan, butuhnya waktu bagi KIB menentukan calon mereka, karena dua hal.
"Saya kira point pertama, kenapa itu memang KIB tidak memiliki calon yang kuat menjadi sentral dari media darling. Sehingga, memang adanya mengambil pendekatan legalistik bahwa calon itu dicalonkan jelang pendaftaran," kata Teguh dalam keterangannya, Kamis (13/10).
Sejauh ini, ada dua nama yang sudah mengemuka dicalonkan sebagai Capres. Mereka adalah, Prabowo Subianto dari Gerindra dan Anies Baswedan diusung Partai Nasdem. Sementara KIB maupun parpol lain sedang menunggu langkah dari PDIP.
"Saya yakin mereka masih nunggu PDIP, karena PDIP juga belum mengambil sikap. Saya kira tidak ada pilihan kecuali menunggu sampai garis akhir," ujarnya.
Selain itu, dia menilai, KIB masih harus memperdalam komunikasi politik dan menemukan sosok yang tepat, meski sosok itu di luar internal anggota KIB.
"KIB masih di antara partai pengusung masih berbeda pandangan, sehingga perlu komunikasi dan simulasi," ucapnya.
Kemudian tentang hasil survei yang mengangkat nama pasangan Ganjar-Airlangga, menurut dia masih ada ganjalan dari keduanya. "Soal Ganjar, ini kan saling menyandera antara Ganjar-PDIP dan partai lain. Feeling saya Pak Ganjar tidak akan terlalu awal. Meski surveinya Ganjar-Airlangga tinggi, itu juga tidak jadi jaminan bagi Ganjar untuk mau diusung Golkar,” ungkapnya.