Sabtu 15 Oct 2022 03:05 WIB

Melihat Dua Aspek yang Dimiliki Sayyidina Ali

Sayyidina Ali dipandang sebagai cerminan sosok ahlul bait.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Sahabat Rasul. Melihat Dua Aspek yang Dimiliki Sayyidina Ali
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Sahabat Rasul. Melihat Dua Aspek yang Dimiliki Sayyidina Ali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama dan cendekiawan asal Turki Badiuzzaman Said Nursi melihat dua aspek yang dimiliki Sayyidina Ali bin Abi Thalib, khalifah keempat dan juga menantu Nabi Muhammad SAW. Menurut dia, Sayyidina Ali harus dilihat dari dua sisi. 

"Imam Ali ra harus dilihat dari dua sisi. Yang pertama, sisi kepribadian beliau yang mulia dan kedudukan pribadi beliau yang tinggi. Sedangkan yang kedua adalah sisi keadaan beliau sebagai cerminan dari sosok ahlul bait. Tentu saja sebagai sosok ahlul bait ia memantulkan substansi Rasul SAW," ujar dalam bukunya yang bejudul Al-Lama'at terbitan Risalah Nur Press, halaman 41.

Baca Juga

Dilihat dari sisi yang pertama, menurut Nursi, semua ahli hakikat, termasuk Imam Ali ra sendiri yang berada di garda terdepan, telah mengutamakan Abu Bakar dan Umar ra. Mereka menganggap keduanya sebagai orang yang lebih utama dalam hal pengabdian terhadap Islam dan kedekatan kepada Allah.

"Lalu dilihat dari sisi yang kedua di mana Imam Ali ra dipandang sebagai cerminan sosok ahlul bait," jelas Nursi.

Sebagai sosok ahlul bait yang mencerminkan hakikat Muhammad SAW, lanjut Nursi, Imam Ali ra sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan siapa pun. Dan jika ditinjau dari sisi yang kedua ini telah banyak hadis-hadis Nabi SAW yang isinya memuji Imam Ali ra serta menjelaskan berbagai keutamaannya. Di antaranya adalah hadis sahih yang berbunyi:

 ﺇﻥ ﻧﺴﻞ ﻛﻞ ﻧﺒﻲ ﻣﻨﻪ، ﻭﺃﻧﺎ ﻧﺴﻠﻲ ﻣﻦ ﻋﻠﻲ.

“Keturunan setiap nabi berasal darinya, sementara keturunanku berasal dari Ali.”

Adapun berbagai riwayat yang terkait dengan kepribadian Ali ra dan pujian terhadapnya yang jumlahnya lebih banyak daripada khalifah-khalifah lainnya, hal itu lantaran kalangan ahlu sunnah telah menyebarkan berbagai riwayat yang terkait dengan Imam Ali ra guna menghadapi serangan dan celaan kaum Umayyah dan kaum Khawarij yang ditujukan kepadanya. 

"Sementara para khulafa ar-Rasyidin lainnya tidak mengalami kritikan dan celaan seperti itu. Dengan begitu, tidak ada alasan yang mendorong mereka untuk menyebarkan hadis-hadis yang terkait dengan keutamaan para khalifah lainnya," kata Nursi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement