Ahad 16 Oct 2022 05:52 WIB

Pakistan Panggil Dubes AS Terkait Pernyataan Biden

Pakistan pastikan pernyataan Biden soal nuklir tidak ganggu hubungan dua negara

Rep: Lintar Satria/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kementerian Luar Negeri Pakistan memanggil Duta Besar Amerika Serikat (AS) atas pernyataan Presiden Joe Biden mengenai program nuklir Pakistan. Komentar itu Biden sampaikan dalam sebuah pidatonya Kamis (13/10) lalu.
Foto: AP/Susan Walsh
Kementerian Luar Negeri Pakistan memanggil Duta Besar Amerika Serikat (AS) atas pernyataan Presiden Joe Biden mengenai program nuklir Pakistan. Komentar itu Biden sampaikan dalam sebuah pidatonya Kamis (13/10) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Kementerian Luar Negeri Pakistan memanggil Duta Besar Amerika Serikat (AS) atas pernyataan Presiden Joe Biden mengenai program nuklir Pakistan. Komentar itu Biden sampaikan dalam sebuah pidatonya Kamis (13/10) lalu.

Biden mengatakan Pakistan "mungkin salah satu negara yang paling berbahaya di dunia" sebab memiliki "senjata nuklir tanpa keterpaksaan". Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto-Zardari mengatakan ia terkejut dengan pernyataan tersebut.

"Sepanjang persoalan keamanan dan keselamatan aset nuklir Pakistan dikhawatirkan, kami memenuhi setiap dan semua standar internasional sesuai dengan IAEA (Badan Energi Atom Internasional)," katanya dalam konferensi pers, Sabtu (15/10).

Transkrip pidato Biden dirilis Gedung Putih di situsnya. Menurut Bhutto-Zardari pemanggilan duta besar AS tidak akan berdampak negatif pada hubungan Pakistan dan Amerika.

Ia mengatakan pemerintahnya dapat mengatasi setiap keprihatinan spesifik Washington pada program nuklir Pakistan. Hubungan antara kedua negara yang pernah bersekutu itu mulai menghangat setelah dingin selama bertahun-tahun.

Sebagian besar karena keprihatinan Washington atas dukungan Pakistan pada pemerintah Taliban di Afghanistan. Islamabad membantah mendukung Taliban.

Bhutto-Zardari  mengatakan kekhawatiran terhadap program nuklir Pakistan tidak dibahas pada kunjungannya ke Washington baru-baru ini. Di mana menggelar banyak rapat dan pertemuan termasuk dengan Departemen Luar Negeri AS.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement