REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Wamen ATR/BPN Raja Juli Antoni ingin tanah pesantren aman dari penyerobotan pihak-pihak tak berbertanggung jawab termasuk praktik mafia tanah. Pesan itu dia sampaikan saat melakukan kunjungan ke Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada Sabtu (15/10/2022).
Kedatangan Wamen ATR/BPN Raja Juli Antoni ke Pesantren Tebuireng langsung disambut oleh pimpinan pesantren KH Abdul Hakim Mahfudz. Raja menyampaikan maksud kedatangannya untuk bersilaturahmi sekaligus mewakili Menteri ATR/BPN menyerahkan sertifikat tanah.
“Pak Kiai, negara berkomitmen mendukung pesantren. Karena itu, saya datang kesini untuk menyerahkan 10 sertifikat tanah milik Yayasan KH Hasyim Asy’ari” kata Raja kepada pimpinan pondok.
KH Abdul Hakim Mahfudz menyampaikan rasa terima kasihnya atas penyerahan sertifikat tersebut. Bagi pesantren, sertifikat tanah memiliki makna yang besar untuk penyelenggaraan pendidikan.
“Sebelumnya atas nama pesantren saya sampai rasa syukur atas kunjungan ini. Tentu kami senang apabila negara memiliki perhatian terhadap pesantren,” sambut KH Abdul Hakim.
Dalam kesempatan itu, Raja juga menyampaikan pesan jika masih ada tanah yang belum memiliki sertifikat untuk segera didaftarkan ke kantor BPN setempat.
“Ini ketua BPN Kabupaten Jombang. Ada dari pihak Kanwil BPN Jatim juga. Beliau siap membantu pendaftaran pesantren Tebuireng,” ujar Raja.
Raja Juli Antoni melanjutkan, pemerintah saat ini mempercepat pengurusan sertifikat. Pemerintah juga menyiapkan anggaran dari APBN untuk mengurusnya.
"Artinya tidak dipungut biaya dari kantor BPN. Sekali lagi ini untuk menyelesaikan banyak hal yang berkaitan dengan sengketa lahan," katanya.
Dalam akhir kunjungan, Raja mengunjungi komplek makam Pesantren Tebuireng. Di komplek itu bersemayam Pendiri Ponpes Tebuireng KH Hasyim Asy’ari, Menteri Agama RI pertama yang juga ayah Makam Alm. Gusdur, KH Wahid Hasyim dan adik kandung Gusdur, Gus Solah.