REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyelenggarakan pelatihan psikososial guna mencetak relawan unggul. Pelatihan ini merupakan kolaborasi Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) UMM dengan Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) Kabupaten Malang pada awal Oktober lalu.
Ketua Maharesigana UMM, Rindya Fery Indrawan menjelaskan, ada lebih 40 peserta dari berbagai daerah di seluruh Indonesia yang turut serta dalam kegiatan pelatihan. Mereka dilatih dengan berbagai materi dan kiat seperti pemahaman manajemen bencana, basic skill, teknik fasilitasi, psychological first aid, dan lainnya.
“Salah satu yang harus dikuasai oleh relawan yakni terkait psikososial. Mereka diharapkan mampu menjadi relawan yang sigap dan memberikan layanan yang prima,” jelasnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas relawan dukungan psikososial. Para relawan diharapkan bisa membuat program sesuai dengan identifikasi kondisi psikologis pada masyarakat terdampak bencana.
Dengan demikian tidak ada lagi kebingungan memutuskan tindakan. Sementara itu, apresiasi diberikan oleh salah seorang peserta, Wiwik Sulistyaningsih dari Universitas Muhammadiyah HAMKA Jakarta.
Ia menilai klaster psikososial menjadi hal yang penting sehingga kegiatan seperti ini dianggap menarik. Apalagi ia ingin meningkatkan sikap kerelawanan serta ilmu psikososial.
Selain Wiwik, ada pula Aprilia Kristanti, peserta dari Tagana Dinas Sosial Kabupaten Blitar. Menurutnya, relawan harus terus menambah pengetahuan dan kemampuan psikososial agar tidak sembrono dalam menghadapi keadaan bencana.
Meskipun alat-alat adalah hal penting, pemahaman penggunanya jauh lebih penting. “Pengalaman yang diperoleh di lapangan perlu diimbangi dengan proses pembelajaran, seperti mengikuti pelatihan. Tentu berbagai pengalaman di sini akan saya bagikan ke teman-teman Tagana lainnya," ujar dia.