Senin 17 Oct 2022 17:31 WIB

Tak Sekadar Lomba, MTQ Bagian untuk Syiar Alquran

Perhatian untuk penghafal Alquran semakin meningkat.

Rep: Ratna ajeng tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
MTQ (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
MTQ (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pakar Ilmu Alquran Prof Ahsi. sakho menjelaskan bahwa pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional dari waktu ke eaktu semakin baik.

"Tak hanya sekadae menghasilkan generasi Alquran yang semakin baik tetapi juga perhelatan MTQ ini bermanfaat untuk mensyiarkan Al quran al Karim yang hanya dimiliki Indonesia dan tidak ada di negara lain,"ujar dia kepada Republika, Senin (17/10/2022).

Baca Juga

Pengasuh Pondok Pesantren Dar Al-Qur’an, Arjawinangun, Cirebon ini juga menjelaskan bahwa mensyiarkan Alquran terus menerus sangat penting. Karena merupakan landasan spiritual dan peribadatan kaum muslimin.

Alquran merupakan kitab suci dan panduan hidup umat Islam. Dengan keberadaan MTQ maka sudah sepatutnya perlu dipertahankan dan terus semakin semarak.

Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional pertama kali dihelat pada tahun 1968 di Makassar, Sulawesi Selatan. Pada mulanya, MTQ hanya memperlombakan satu cabang saja, yaitu tilawah.

Namun, sejak berdirinya Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) pada 1977, MTQ tak hanya memperlombakan tilawah. Kini MTQ melahirkan cabang-cabang baru, seperti tilawah, tahfidz, syahril, fahmil, dan sebagainya. Beberapa cabang bahkan memiliki beberapa kategori, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa dan khusus untuk disabilitas netra. Untuk kategori dewasa, ada pula cabang tafsir dan bahasa Arab.

Lalu bertambah ke cabang bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Khot dulu tiga, sekarang mulai empat, karena ada khot kontemporer. Tahfidz ada hifzil 1 juz, 5 juz, 10 juz, 20 juz, hingga 30 juz.

MTQ tingkat Nasional XXIX diselenggarakan di Kalimantan Selatan (Kalsel) tahun 2022. Berbede dari biasanya selain diselenggarakan di tiga kota yakni, Banjarmasin, Banjar baru dan Martapura. Ada cabang baru yang diperlombakan yaitu penulisan karya ilmiah dengan judul-judul menarik yang dapat diterapkan di masyarakat.

Tak hanya bermanfaat bagi peserta lomba, pelaksanaan MTQ juga bermanfaat untuk lingkungan sekitar salahsatunya peningkatan ekonomi dan umkm setempat. Setiap penyelenggaraan MTQ biasanya akan disediakan lokasi khusus pameran untuk produk lokal daerah penyelenggara maupun tiap propinsi yang menjadi peserta lomba.

Prof Ahsin juga bersyukur regenerasi penghafal Alquran dari waktu ke waktu semakin baik. Banyak diantara mereka yang juga mampu mewakili Indonesia dan memenangkan pertandingan di negara lain.

Selain itu, perhatian untuk penghafal Alquran semakin kemari juga semakin meningkat, diantaranya banyak perguruan tinggi negeri yang menerima mahasiswa baru melalui jalur hafidz quran. Tak hanya perguruan tinggi bahkan bagi hafidz Alquran yang ingin berkarir di TNI dan Polri kini juga tersedia jalur khusus hafidz Alquran.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement